Pertanian Organik
Di zaman yang serba modern seperti saat ini, banyak masyarakat dunia
yang berfikir kalau apa yang dimakan oleh mereka adalah makanan yang serba
instan dan terkadang banyak penggunaan zat-zat kima untuk membuat suatu makanan
atau produk tersebut tampak baik dan tahan lama. Akhirnya, masyarakat dunia pun
beralih pada makan-makanan yang jauh lebih sehat, biasanya di sebut dengan
makanan organik.
Makanan organik ini adalah hasil karya dari bidang pertanian. Dan arti
dari pertanian organik adalah teknik budidaya pertanian yang mengandalkan
bahan-bahan alami tanpa menggunakan bahan-bahan kimia sintetis. Pertanian
organik adalah sistem produksi pertanian yang menghindari atau sangat membatasi
penggunaan pupuk kimia (pabrik), pestisida, herbisida, zat pengatur tumbuh dan
aditif pakan.
Dan penggunaan masukan di luar pertanian yang menyebabkan degradasi
sumber daya alam tidak dapat dikategorikan sebagai pertanian organik.
Sebailknya, sistem pertanian yang tidak menggunakan masukan dari luar, namun mengikuti
aturan pertanian organik dapat masuk dalam kelompok pertanian organik, meskipun
agro-ekosistemnya tidak mendapat sertifikasi organik.
Pertanian organik adalah sistem budidaya pertanian yang mengandalkan bahan-bahan alami tanpa menggunakan bahan kimia sintetis. Beberapa
tanaman Indonesia yang berpotensi untuk dikembangkan dengan teknik tersebut
adalah padi, hortikultura sayuran dan buah (contohnya: brokoli, kubis merah, jeruk, dll), tanaman perkebunan (kopi, teh, kelapa, dll.), dan rempah-rempah. Pengolahan pertanian organik didasarkan pada prinsip kesehatan, ekologi,keadilan, dan perlindungan. Yang dimaksud dengan prinsip kesehatan dalam pertanian
organik adalah kegiatan pertanian harus memperhatikankelestarian dan peningkatan kesehatan tanah, tanaman, hewan, bumi, dan
manusia sebagai satu kesatuan karena semua komponen tersebut saling berhubungan
dan tidak terpisahkan. Pertanian organik juga harus didasarkan pada siklus dan sistem ekologi kehidupan. Pertanian organik juga harus memperhatikan
keadilan baik antarmanusia maupun dengan makhluk hidup lain di lingkungan. Untuk
mencapai pertanian organik yang baik perlu dilakukan pengelolaan yang
berhati-hati dan bertanggungjawab melindungi kesehatan dan kesejahteraan
manusia baik pada masa kini maupun pada masa depan.
Pertanian organik sendiri
memiliki banyak manfaat yang baik, di antaranya :
Pertanian organik yang tidak menggunakan pupuk buatan yang berasal dari
bahan bakar minyak, pestisida, atau makanan dari hasil modifikasi genetika.
Pertanian organik sebaliknya menggunakan pestisida biologi tanpa kimia yang
diatur secara ketat sehingga melindungi tanah, udara, makanan, dan hewan liar
dari bahaya kimia yang biasa digunakan dalam pertanian konvensional. Melalui
teknik bervariasi seperti rotasi penanaman, pupuk hijau, dan kontrol pestisida
biologi; petani organik dapat membuat tanah yang lebih baik dan memproduksi
tanaman yang lebih sehat yang dapat memberi daya tahan terhadap penyakit maupun
serangga. Tumbuhan ini ditanam di atas tanah yang kaya nutrisi,
mengandung tingkat mineral dan mikronutrisi yang lebih tinggi, termasuk vitamin
dan antioksidan yang penting. Jadi, untuk menghindari racun yang berbahaya,
makanan organik menjadi makanan yang jauh lebih baik bagi vitalitas dan kesehatan
kita. Tak diragukan lagi bahwa semakin banyak dokter yang merekomendasikan
organik, pola makan nabati untuk meningkatkan kesehatan dan memulihkan diri
dari penyakit kronis.
Ada 3 manfaat utama yang akan diperoleh ketika petani menerapkan
sistem pertanian organik:
1.
Harga premium
Harga
produk organik setidaknya 20-30% lebih tinggi daripada harga produk pertanian
biasa. Harga yang bagus ini sangat penting untuk menunjang ekonomi petani dan
menentukan hidup matinya pertanian organik.
2.
Biaya investasi yang rendah
Dengan
pertanian organik, biaya input bisa ditekan lebih rendah terutama dari segi
pupuk dan pestisida. Petani organik tidak perlu menyiapkan dana untuk membeli
pupuk buatan tetapi memanfaatkan sisa tanaman atau kotoran ternak di sekitarnya
sebagai sumber hara tanah utama. Pestisida kimia yang umumnya sangat mahal tak
perlu dirisaukan petani. sebagai gantinya, petani menerapkan sistem
perlindungan tanaman yang total dan terintegrasi utamanya dengan memberdayakan
organisme musuh hayati.
3.
Ilmu nenek moyang
Ilmu
bertani dari moyang dulu nyaris tak bisa diterapkan petani sekarang bila mereka
masih menerapkan sistem pertanian biasa. namun dengan pertanian organik,
cara-cara bertani yang diterapkan nenek moyang kita dulu bisa digali,
diberdayakan dan dikembangkan. cara bertani yang specifik daerah dan lingkungan
merupakan nilai lebih dari pertanian organik.
Adapun
prinsip-prinsip pada pertanian organik adalah:
1.
Prinsip-prinsip Umum (Standar
Pertanian Organik)
a. Prinsip Ekologis
Prinsip Ekologis yang dimaksudkan dalam pengembangan
pertanian organik adalah pedoman yang mendasarkan pada hubungan antara
organisme dengan alam sekitarnya dan hubungan antara organisme itu
sendiri secara seimbang, Artinya, pola hubungan antara organisme dengan alamnya
dipandang sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan, sekaligus sebagai
pedoman atau hukum dasar dalam pengelolaan alam, termasuk pertanian di
dalamnya.
Prinsip
ekologis mendasar dalam pengelolaan PO adalah :
·
Pemanfaatan air sebagaimana mestinya
Pemanfaatan air harus mempertimbangkan ketersediaan,
fungsi, peruntukan, kesehatan, dan keberlanjutan secara ekologis.
·
Pemanfaatan dan pengelolaan tanah
yang bijaksana
Pemanfaatan tanah harus mendukung peningkatan
kesuburan tanah secara berkelanjutan dan menjaga ekosistem.
·
Pemeliharaan dan pengelolaan
udara bersih
Praktek pertanian organik harus mampu menjaga kondisi
udara yang segar.
·
Pemanfaatan keanekaragaman hayati
Pertanian organik dikembangkan memanfaatkan sebanyak
mungkin aneka ragaman hayati dan melestarikan.
·
Penyesuaian dengan iklim
Pertanian organik terutama mendasarkan diri pada
keadaan sesuai iklim dan tradisi setempat.
2. Prinsip
Teknis Produksi dan Pengolahan
Prinsip
teknis di sini dimaksudkan sebagai prinsip dasar dalam metode dan teknik yang
dipakai dalam pengembangan pertanian organik.
·
Konversi
Dalam produksi dan pengolahan PO (termasuk peternakan dan perikanan) ada masa
transisi dari metode konvensional (penggunaan bahan kimia) menuju metode
organik. Masa transisi dimaksudkan untuk terutama menjamin PO dari residu
kimia. Prinsip ini tidak berlaku untuk daerah atau lahan yang tidak pernah
dikelola secara kimia.
·
Pengelolaan
Pengelolaan PO harus
berkesinambungan.
·
Luasan lahan
Diperlukan luasan lahan tertentu
untuk menjamin ekosistem lengkap dapat terjaga dalam PO. Untuk itu diperlukn
batasan lahan yang besarnya disesuaikan dengan lokal
·
Asupan
Pertanian organik melarang pemakaian asupan kimia dan pabrikan., mendorong
pemakaian asupan biologis dan mendorong pemakaian bibit (tanaman dan ternak)
yang sesuai dengan kondisi lokal.
·
Pemupukan dan nutirisi.
Pada prinsipnya tanaman dan hewan
membutuhkan nutrisi (makanan) untuk hidup dari bahan organik.
·
Pengendalian organisme pengganggu
tanaman dan ternak
Pengembangan PO dalam pengendalian organisme pengganggu tanaman dan ternak
memegang prinsip pencegahan dengan mengutamakan pemakaian bahan alamiah dan
tidak menimbulkan ketergantungan.
·
Kontaminasi
Pertanian organik dalam sistem tertutup dan dimaksudkan untuk mencegah masuk
dan meningkatnya cemaran atau kontaminasi bahan asing berbahaya baik secara
internal maupun eksternal.
·
Reproduksi
Pertanian organik dikembangkan dengan melakukan upaya reproduksi benih,
ternak secara mandiri.
·
Pemanenan
Pemanenan dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi fisik dan karakteristik
tanaman dan ternak yang dibudidayakan.
·
Pengangkutan
Pengangkutan hasil PO harus mempertimbangkan kondisi fisik produk
sehingga tetap segar sebagaimana kondisi pemanenan.
·
Pengolahan
Pengolahan PO menekankan adanya pembatasan pengolahan dan sanitasi yang baik dalam
prosesnya, termasuk pemakaian bahan aditif berbahaya.
·
Teknologi
Teknologi yang dikembangkan dalam PO memegang prinsip : pembatasan pengolahan,
teknologi hemat energi dan pembatasan pemakaian bahan tambahan atau pelengkap.
3.
Prinsip Ekonomi dan Sosial
Prinsip
ekonomi dan sosial dimaksudkan sebagai aspek non teknis dan ekologis dalam
pengembangan PO, tetapi merupakan bagian integral dari usaha PO yang bertujuan
menjamin kelangsungan hidup petani.
·
Menguntungkan secara ekonomis.
Pengembangan PO memperhitungkan
aspek ekonomi yang memberikan keuntungan yang layak bagi kehidupan petani.
·
Memberikan produk pertanian yang
sehat dan dalam jumlah yang cukup
Pertanian organis bertujuan menghasilkan pangan yang sehat dan dalam jumlah
cukup bagi seluruh masyarakat dan prosesnya memanfaatkan sumberdaya terbarukan.
·
Mengembangkan pengetahuan (kearifan
tradisional) dan inisiatif masyarakat
Pengembangan PO didasarkan pada pengetahuan tradisional dan insiatif lokal
sebagai pilar utama. Petani memiliki kebebasan mengembangkan PO sesuai dengan
tingkat pemahaman dan ketrampilan yang dimiliki.
·
Mengembangkan kemandirian
Pengembangan PO menjadi dasar bagi
perwujudan kemandirian petani dan mengurangi ketergantungan dari pihak luar,
baik secara ekonomi, politik, sosial, dan budaya.
·
Menjamin kebebasan berkumpul bagi
petani
Pengembangan PO menjadi dasar bagi
kebebasan petani untuk berkumpul dan berorganisasi.
·
Prinsip kesetaraan dan keadilan
dalam proses transaksi
Pengembangan PO mendasarkan
pada proses transaksi perdagangan yang adil (fair) dan setara dengan pihak
lain.
·
Mempertimbangkan tahap perkembangan
pengetahuan (peradaban) petani setempat (konstekstual)
Pengembangan PO mendasarkan pada
kebudayaan (peradaban) petani setempat. Dalam kerangka ini prinsip kekhasan
lokal perlu dijaga dari intervensi pihak lain/luar.
·
Terbukanya akses petani (laki-laki
dan perempuan) terhadap sumberdaya pendukung pertanian organik
Pengembangan PO mendasarkan prinsip
adanya perlindungan, kemudahan dan jaminan bagi petani dalam mengakses
sumberdaya pendukung pertanian organis.
·
Kebijakan Harga
Penetapan harga berdasarkan biaya
produksi sesuai daerah setempat dan menjadi pengikat persaudaraan antara
produsen dan konsumen.
Pertanian organik
memiliki tiga tujuan utama dalam pelaksanaannya yakni:
1. Untuk membangun
kesehatan tanah dan tanaman;
2. Tercapainya
keseimbangan ekosistem secara sosial, ekologi, dan ekonomi
3. Peningkatan
produksi tanaman.
Dalam
pelaksanaan system pertanian organic ada tiga peluang yang dapat dipilih oleh
petani yaitu jenis pertanian organik murni, jenis usahatani Revolusi Hijau
terpadu atau jenis sistem usahatani terpadu. Pemilihan tersebut harus
berdasarkan kondisi lingkungan yang ada.
Ada beberapa
hal yang berkaitan dengan konsep sistem pertanian organik antara lain :
1.
Pengolahan tanah
Sistem pertanian
organik sangat memperhatikan tentang pengolahan tanah yang tepat, karena tujuan
pengolahan tanah yaitu :
·
Membentuk media tumbuh yang gembur
dan mantap
·
Menyiapkan tempat pertyumbuhan yang
serasi dan baik
·
Menghindarkan saingan terhadap tumbuhan
pengganggu,dan
·
Memperbaiki sifat-sifat fisis dan
kimia serta biologi tanah
Usaha yang
dilakukan dalam sistem pertanian organik untuk menjaga keserhatan tanah
diantaranya mendaur ulang unsur hara tanah dan penggunaan pupuk organic
atau mengurangi penggunaan pupuk kimia. Menurut Racman Sutanto (1998 ; 12-13),
bahwa ada tiga cara pendauran hara dan bahan organik, yaitu :
·
Pendauran di dalam usaha tani dengan
sumber-sumber yang berasal dari luar usaha tani, seperti limbah rumah tangga,
sampah pemukiman/kota dan limbah industri agroindustri
·
Pendauran di dalam usaha tani dengan
sumber-sumber yang berasal dari usaha tani sendiri dalam bentuk limbah/sisa
pertanamancara ini bisa dilewatkan ternak atau melalui proses pengomposan. Cara
ini tidak menambah hara, tetapi hannya mengembalikan hara yang tersangkut
keluar bersama hasil panen.
·
Pendauran langsung di dalam petak
pertanaman, biasanya melibatkan tanaman legume yang dapat di taman secara
bergilir, secara tumpangsari dengan tanamn pokok di petak yang sama atau secara
pertanaman lorong.
2.
Pola tanam
Pola tanam dalam pertanian organic merupakan pola
tanam yang beragam (multikultur) dalam satu hamparan dan pola tanam yang
bergilir atau rotasi tanaman (crop
rotation) dalam satu lahan dalam pola tanam tumpang sari(multiple cropping).
·
Rotasi Tanaman ( Crop Rotation )
Rotasi
tanaman adalah suatu urutan tanaman yang sedikit atau banyak teratur selama
waktu tertentu dalam lahan yang sama. Menurut Hohnholz (1986 : 159), dampak
positif rotasi tanaman, yaitu antara lain :
ü
Kesuburan tanah semakin baik dan
kebutuhan pupuk tetap rendah
ü
Gangguan gulma berkurang dan
pengendaliannya menjadi lebih mudah
ü
Kerugian sebagai akibat penyakit
tanaman dan hama, khususnya tikus, akan berkurang
ü
Kebutuhan akan herbisida dan bahan
bahan untuk melindungi tanaman berkurang
ü
Kebutuhan akan air secara
keseluruhan berkurang
ü
Penghasilan petani lebih tinggi dan
lebih terjamin.
·
Tumpang Sari ( Multiple Cropping )
Tumpang sari
adalah usaha penanaman dengan menggunakan dua macam tanaman atau lebih dalam
waktu yang bersamaan. Ada 2 jenis tumpang sari jika ditinjau dari umur tanaman,
yaitu :
ü
Tumpang sari sama umur ( inter cropping)
ü
Tumpang sari berbeda umur ( inter planting)
3.
Pengendalian hama penyakit dan gulma
Upaya yang
dilakukan untuk mengontrol hama dan penyakit antara lain dengan:
·
Membangun kesuburan tanah dengan
pemupukan dan membuat bahan organik yang
dibutuhkan tanah dengan menggunakan cover crops, kompos, dan biological yang
didasarkan pada amandemen tanah
·
Menjaga kesehatan tanaman, karena akan
dapat melawan penyakit dan serangga tanaman
·
Mengandalkan kenekaragaman populasi
organism tanah, burung, serangga dan organisme yang lain untuk mengatasi
masalah hama
·
Cara yang terakhir dilakukan yaitu
menggunakan botanical atau pestisida yang tidak mengandung racun.
·
Sedangkan rumput liat dikontrol
terus ditingkatkan pengolahannya seperti cover crops, mulsa, penyiangan, rotasi
tanaman dan metode manajemen serupa
4.
Penggunaan faktor produksi pertanian
organik
Penggunaan
faktor produksi pertanian organic yang diterapkan dalam sistem pertanian
organik, yaitu antara lain :
·
Penggunaan bibit
Kelemahan
dan keuntungan antara jenis bibit padi hibrida dengan jenis bibit padi lokal
antara lain :
ü
Pada varietas hibrida berumur
pendek, sehingga produksi relative tinggi, tetap kelemahannya: persentase butir
rusak saat digiling 55-70%, membutuhkan banyak air, rakus unsur nitrogen, biaya
produksi tinggi dan tidak ramah lingkungan.
ü
Padi jenis lokal meski berumur 10-15
hari lebih lama dari varietas hibrida tapi lebih enak, persentase butir rusak
saat digiling lebih kecil 40 %, tidak memerlukan banyak air dan tidak rakus
unsure nitrogen serta biaya produksi lebih murah.
·
Penggunaan pupuk dan pestisida
Konsepsi
penggunaan pupuk dalam system pertanian organic yaitu dengan mengganti
penggunaan pupuk kimia dengan pupuk organic. Untuk menjaga kesuburan tanah
pertanian memerlukan pemberian bahan organic yang dilakukan berulang-ulang
untuk mengganti bahan organik yang telah berkurang akibat dari dekomposisi.
Adapun jenis
pestisisda yang digunakan dalam Sistem Pertanian Organik adalah pestisida
nabati atau pestisisda yang bahan dasarnya dari tumbuhan. Pestisida ini
bersifat mudah terurai di alam sehingga tidak mencemari lingkungan dan relative
aman bagi manusia dan ternak karena residunya mudah hilang.
·
Tenaga Kerja
Sistem
pertanian organik membuka lapangan pekerjaan baru bagi buruh atau petani yang
tidak punya lahan misalnya untuk mengolah tanah, pengolahan pupuk dan
sebagainya.
·
Ternak
Berbagai manfaat dari ternak dalam system pertanian
organic yaitu dapat digunakan untuk membajak tanah, kotorannya untuk pupuk, dan
merupakan pendapatan (income) yang
lain.
DAFTAR
PUSTAKA
International
Federation of Organic Agriculture Movements. 2010. Prinsip-prinsip Pertanian
Organik.
Sudaryanto,
dkk. 2001. Prinsip Pertanian Organik. Yogyakarta.
0 komentar:
Posting Komentar