Minggu, 21 April 2013
PAI : AKTUALISASI AHKLAK DALAM KEHIDUPAN MUSLIM
MAKALAH
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
AKTUALISASI AHKLAK DALAM KEHIDUPAN
MUSLIM
Kelompok 1 :
Tarina El Santi 115040100111013
Tiara Shahnaz 1 115040100111019
Susi Susanti 115040100111024
Soniu Laksono 115040100111047
Tony Koesworo 115040100111049
PROGAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari, dalam
pergaulan seorang muslim dengan lingkungannya akan memperlihatkan
kerpibadiannya yang mencerminkan tingkat akhlak seseorang. Bagi seorang muslim,
tuntutan akan sebuah akhlak islami telah nyata dicontohkan oleh Rasullullah.
Sehingga setiap muslim wajib mengikuti contoh-contoh akhlak Rosullullah dalam
kehidupannya sehari-hari.
Salah satu misi Kerasulan Muhammad SAW adalah untuk
menyempurnakan akhlak yang mulia dan sejarah mencatat bahwa faktor pendukung
keberhasilan dakwah Beliau itu antara lain karena dukungan akhlaknya yang
prima, hingga hal ini dinyatakan oleh Allah didalam Al-Qur’an. Kepada umat
manusia, khususnya yang beriman kepada Allah diharuskan agar keluhuran akhlak
dan budi Rasulullah SAW dapat dijadikan contoh dalam khidupan sehari-hari.
Mereka yang mematuhi perintah ini dijamin keselamatan hidupnya baik didunia
maupun akhirat. Oleh sebab itu pemakalah mengangkat tema yang berkenaan tentang
aspek-aspek yang mempengaruhi pembentukan akhlak mulia.
Akhlak yang buruk itu berasal dari
penyakit hati yang keji seperti iri hati, ujub, dengki, sombong, nifaq
(munafik), hasud, suudzaan (berprasangka buruk), dan penyakit-penyakit hati
yang lainnya, akhlak yang buruk dapat mengakibatkan berbagai macam kerusakan
baik bagi orang itu sendiri, orang lain yang di sekitarnya maupun kerusakan
lingkungan sekitarnya sebagai contohnya yakni kegagalan dalam membentuk
masyarakat yang berakhlak mulia samalah seperti mengakibatkan kehancuran pada
bumi ini, sebagai mana firman Allah Subhanahu Wataala dalam Surat Ar-Ruum ayat
41 yang berarti: "Telah timbul pelbagai kerusakan dan bencana
alam di darat dan di laut dengan sebab apa
yang telah dilakukan oleb tangan manusia. (Timbulnya yang
demikian) karena Allah hendak merusakan mereka sebagai dari balasan
perbuatan-perbuatan buruk yang mereka lakukan, supaya mereka kembali (insaf dan
bertaubat)".
Berdasarkan uraian di atas, penulis
akan menggali khasanah ilmu mengenai ahklak, terutama akhlak mulia yang
merupakan cerminan prilaku seorang muslim yang baik yang mencontoh tauladan
Rasululloh. Diharapkan dengan kajian ini, maka kita akan terus berusaha
mewujudkan ahklak mulia dalam kehidupan kita sehari-hari.
1.2 Tujuan
·
Untuk
Mengetahui Pengertian dan karakteristik Ahklak
·
Untuk
Mengetahui Faktor-faktor pembentuk ahklak
·
Untuk
mengetahui penerapa ahklak dalam kehidupan sehari-hari
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian dan Karakteristik
Ahklak
2.1.1 Pengertian
Ahklak
Manusia terdiri dari unsur jasmani dan rohani, di dalam kehidupannya ada
masalah material (lahiriah), spiritual (batiniah) dan akhlak. Ketika seeorang
tidak mempunyai unsur rohani maka dia akan mati, sebaliknya apabila tidak
mempunyai jasmani maka tidak dapat disebut manusia. Dan sejalan dengan
kehidupan tersebut, problema yang bersifat material tidak bersifat tetap.
Seperti ketika manusia menginginkan sesuatu yang bersifat materi maka ketika ia
mendapatkannya bukan kepuasan yang dirasakan, mungkin puas tapi hanya sementara,
setelah itu ia akan merasa kurang sehingga akan terus mencari-cari untuk
memenuhi kebutuhan itu. Namun hal itu dapat diminimalisir dengan adanya unsur
spiritual yang dapat membendung dan dapat memberi batasan-batasan akan hal yang
baik dan yang buruk.Tindakan untuk memenuhi kebutuhan itu dapat juga dinamakan
akhlak ketika berhubungan dengan agama.
Akhlak merupakan bentuk jamak dari khuluq yang mempunyai arti budi
pekerti, perilaku atau tabiat. Berakar dari kata khalaqa (menciptakan),
khaliq (pencipta), makhluq (yang diciptakan) dan khalq (penciptaan). Dengan
akar yang sama maka dapat dihubungkan sehingga mempunyai arti, tindakan atau
perilaku yang ditimbulkan dari akhlak ini ada hubungannya dengan sang khaliq
yaitu Allah swt. Maka, ukuran baik dan buruknya itu sudah ada aturannya dari
Allah swt (Al-qur’an dan Hadits).
Sedangkan akhlak menurut istilah, banyak sekali yang
mendefinisikannya.Disini kami hanya mengambil beberapa tokoh saja untuk kami
ambil pengertiannya.Pertama dari imam Al-ghazali, beliau berpendapat dari kitab
ulumuddin, akhlak adalah suatu gejala kejiwaan yang sudah mapan dan
menetap dalam jiwa, yang dari padanya timbul dan terungkap perbuatan dengan
mudah, tanpa mempergunakan pertimbangan pikiran terlebih dahulu. Kemudian
menurut Abdul Hamid yang mengatakan bahwa akhlak merupakan ilmu tentang
keutamaan yang harus dilakukan dengan cara mengikutinya sehingga jiwanya terisi
dengan kebaikan dan tentang keburukan yang harus dihindarinya sehingga jiwanya
kosong dari segala bentuk keburukan.
Bertolak dari dua pendapat tadi maka dapat ditarik benang merahnya, bahwa
akhlak itu adalah suatu bentuk pengaplikasian atau perilaku yang kita keluarkan
tanpa berfikir terlebih dahulu baik atau buruknya dilihat nanti ketika kita
sudah malakukan perbuatan tersebut.
Akhlak itu diharus sudah dilakukan dengan sering atau terbiasa, jika
hanya dilakukan satu atau dua kali itu tidak dapat dikatakan akhlak.Aristoteles
menguatkan bentukan akhlak dari adat dan kebiasaan yang baik, yakni dalam
membentuk akhlak yang baik dan terus-menerus. Sebagaiman pohon dengan buahnya,
demikian juga akhlak yang baik akan diketahui dengan perbuatannya.
Akhlak itu akan dapat dinilai baik ketika terlihat ataupun ketika tidak
terlihat, maka hal yang sudah kita lakukan akan berbuah penilaian dari Allah
dan orang-orang disekitar kita akan menilai baik ataukah buruk hal yang kita
lakukan, tentunya dengan patokan baik dan buruk dari kitabballah.
2.1.2
Karakteristik dari Akhlak
Karakteristik,
dapat kita sebut juga dengan ciri yang mendasar dimana itu memang khas dari
sesuatu yang dimaksud. Maka, ketika kita berbicara mengenai karakteristi dari
akhlak maka yang akan kita bahas adalah mengenai ciri yang mendasar dari akhlak
itu sendiri.
Telah kita
ketahui bersama bahwasannya akhlak itu berasal dan bersumber dari agama dari
Allah khususnya, maka secara otomatis ketika sesuatu itu berasal dari zat yang
maha benar, maka pada dasrnya juga akhlak itu adalah baik.Jadi sifat dasar atau
ciri dasar dari akhlak adalah baik. Namun, jika kita melihat bahwa masih ada juga
orang-orang yang berbuat dengan akhlak yang jelek, itu adalah dorongan dari
hawa nafsunya yang tidak dapat ia control.
Yusuf
Al-Qardhawi, berpendapat bahwa ada tujuh karakteristik dari akhlak Islam.
1. Akhlak itu Mampu untuk difahami
Islam
selalu bersandar pada penilaian yang logis dan alasan yang dapat diterima oleh
akal yang lurus dan naluri yang sehat, yaitu dengan menjelaskan kebaikan
dibalik apa yang diperintahkan-Nya dan kerusakan dari terjadinya apa yang
dilarang-Nya.Walaupun harus mampu untuk dilogiskan namun, jangan sampai fikiran
logis kita bertentangan dengan wahyu yang sudah ada.
2. Moral yang Universal.
Moral
dalam Islam berdasarkan karakteristik manusiawi yang universal, yaitu larangan
bagi suatu ras manusia berlaku juga bagi ras yang lain, bahkan umat Islam dan
umat-umat yang lain adalah sama dihadapan moral Islam yang universal. Dalam
surat Al-Maidah ayat 8 :
”Dan janganlah sekali-kali
kebencianmu terhadap suatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil.Berlaku
adillah, karena adil itu lebih dekat kepada taqwa.”
Maka aturan-aturan yang Allah
perintahkan itu sama, karena hal itu baik dan semuanya akan mengatakan itu
baik.
3. Kesesuaian dengan Fitrah
Islam datang dengan membawa suatu
yang sesuai dengan fitrah dan tabiat manusia serta penyempurnaannya.Islam
mengakui eksistensi manusia sebagaimana yang telah diciptakan Allah dengan
segala dorongan kejiwaan, kecenderunganfitrah serta segala yang telah digariskan-Nya.Islam
menjadikan mulia dan membuat batasan hukum untuknya agar dapat memelihara
kebaikan masyarakat dan individu manusia itu sendiri.
Kita dilahirkan dengan fitoh kita
sebagai makhluknya maka kita harus berbuat sesuai dengan apa fitroh kita sebagai
makhluk maka hendaknya kita patuh kepada yang menciptakan kita yaitu Allah swt.
4. Memperhatikan Realita.
Al-Qur’an tidak membebankan kepada
manusia suatu kewajiban untuk mencintai musuh-musuhnya, karena hal ini
merupakan sesuatu hal yang tidak dimiliki jiwa manusia, akan tetapi Al-Qur’an
memerintahkan kepada orang-orang mukmin untuk berlaku adil kepada
musuh-musuhnya, supaya ras permusuhan dan kebencian mereka terhdap
musuh-musuhnya tidak mendorong untuk melakukan pelanggaran terhadap musuh-musuh
mereka.
Penyesuaian dengan keadaan yang ada,
artinya aturan Allah itu tidak statis namun dapat diterapkan diberbagai situasi
dan kondisi, misalkan dulu bangsa Arab itu sangat gemar sekali melakukan perang
antar suku, maka Allah katakana hal itu tidak baik dan dilarang, kemudian Allah
menunjukan jalan mana yang baik begitu.
5. Akhlak itu Positif.
Islam menganjurkan kita kuatakan,
keyakinan dan cita-cita, melawan sikap ketidakberdayaan dan pesimisme, malas
serta segala bentuk penyebab kelemahan.Maka, kita hendaknya harus mempunyai
sikap yang optimis, dan selalu semangat dalam menghadapi arus dunia ini.
6. Akhlak itu Komprehensif (Menyeluruh)
Islam mengajarkan bahwa hubungan
kita dengan Tuhan, hubungan kita dengan sesame manusia, dan hubungan kita
dengan diri kita sendiri serta alam itu semua dapat terlihat dengan akhlak yang
kita gunakan untuk membangun hubungan tersebut.
7. Tawazun (Keseimbangan)
Tawazun dalam etika Islam yaitu
menggabungkan sesuatu dengan penuh keserasian dan keharmonisan, tanpa sikap
berlebihan maupun pengurangan.Sesuai dengan kadarnya.
2.2 Faktor – Faktor Pembentuk Ahklak
Berbagai faktor penting dalam ahklak
yang memainkan peranan dalam penentuan baik buruknya tingkah laku seseorang .
Faktor-faktor tersebut turut “mencetak” dan mempengaruhi terbentuknya tingkah
laku manusia dalam pergaulannya.
Berikut
adalah factor-faktor yang mempengaruhu pembentukan ahklak :
4.
Suara Batin
Dalam diri manusia terdapat suatu kekuatan yang
sewaktu-waktu memberikan peringatan jika tingkah laku manusia berada di ambang bahaya
dan keburukan. Kekuatan tersebut adalah ‘suara batin’. Fungsi dari suara batin
itu ialah memperingatkan bahayanya perbuatan buruk dan berusaha mencegahnya,
serta sebaliknya juga merupakan kekuatan untuk mendorong manusia melakukan
perbuatan baik.
5.
Kebiasaan
Salah satu faktor penting dalam tingkah laku manusia
adalah kebiasaan. Kebiasaaan merupakan perbuatan yang selalu diulang-ulang
sehingga menjadi mudah dikerjakan. Contoh kebiasaan positif yaitu shalat
Tahajjud, sedangkan contoh negatifnya misalnya merokok. Segala perbuatan yang
dilakukan berulang-ulang dengan penuh kegemaran akan menjadi kebiasaan. Oleh
karena itu, lebih baik jika kita terus-menerus mengulangi perbuatan baik
sehingga menjadi kebiasaan dari pada mengulangi perbuatan buruk yang justru
akan merusak diri sendiri.
Begitu kuatnya pengaruh kebiasaan sehingga ketika
akan dirubah dari kebiasaan buruk menjadi kebiasaan baik, biasanya akan
menimbulkan reaksi yang cukup keras dari dalam diri manusia itu sendiri.
Sehingga untuk merubah suatu kebiasaan tersebut perlu dilakukan dengan
ketekunan dan kesabaran. Kesabaran itu datangnya dari kesadaran akan manfaat
dari suatu perbuatan.
Manfaat dari kebiasaan adalah sebagai berikut:
·
Memudahkan
perbuatan manusia, segala perbuatan yang berat akan menjadi mudah bagi
seseorang karena sudah terbiasa.
·
Menghemat waktu,
karena sudah terbiasa jadi tidak memerlukan waktu yang banyak untuk
mempersiapkan dan melakukan suatu perbuatan.
Para
ahli akhlak mengajarkan seni dan teori untuk merubah kebiasaan buruk yaitu sebagai
berikut:
·
Niat yang
sungguh-sungguh tanpa ragu-ragu
·
Pengertian dan
kesadaran akan pentingnya merubah kebiasaan tersebut
·
Setia dengan apa
yang telah diniatkan
·
Segera mengisi
kekosongan dengan kebaikan setelah kebiasaan buruk itu digeser
·
Mencari waktu yang
baik dan tepat untuk melaksanakan niat
·
Selalu
memelihara kekeuatan penolak yang terdapat dalam jiwa, agar selalu tumbuh dan
hidup.
6.
Lingkungan
Salah satu factor yang turut menentukan kelakuan
seseorang atau suatu masyarakat adalah lingkungan. Lingkungan merupakan sesuatu
yang melingkungi manusia, misalnya tumbuhan, udara dan manusia lainnya.
Lingkungan dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
a.
Lingkungan Alam
Lingkungan alam meliputi kondisi alam yang ada
disekitar manusia yang dapat mempengaruhi perilaku manusia. Lingkungan ala mini
dapat mematahkan atau mematangkan pertumbuhan bakat yang dibawa oleh seseorang.
Lingkungan yang baik akan mendukung pertumbuhan bakat seseorang, sedangkan
lingkungan yang buruk akan menghambat pertumbuhan bakat orang tersebut. Dengan
kata lain, kondisi alam ini ikut mencetak akhlak manusia.
b.
Lingkungan Pergaulan
Manusia sebagai makhluk social tentunya harus selalu
berhubungan dengan manusia lainnya. Sehingga manusia harus bergaul dengan
sesamanya. Lingkungan pergaulan yang baik akan mempengaruhi seseorang untuk
berbuat baik, dan sebaliknya lingkungan pergaulan yang buruk akan mempengaruhi
sesorang untuk berbuat buruk juga.
2.3
Penerapan Ahklak dalam Kehidupan Sehari-hari
Manusia di dalam
kehidupannya tidak mungkin dapat hidup sendirian saja, manusia membutuhkan
bantuan dari manusia lain agar dapat hidup di dunia ini. Ini adalah salah satu sifat manusia, yaitu
makhluk sosial. Karena manusia saling membutuhkan, manusia akan hidup
berdampingan dengan manusia lain dalam suatu kelompok yang disebut masyarakat.
Agar terjalin
suatu masyarakat yang baik, tanpa rasa permusuhan dan makmur, manusia harus
bertindak dengan menggunakan akhlak yang baik.
Akhlak pada manusia terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu akhlak
terhadap Allah SWT, akhlak terhadap sesama manusia dan juga akhlak terhadap
lingkungan hidupnya.
1. Akhlak terhadap Allah SWT.
Di dalam Al-Quran, terdapat bermacam ayat-ayat yang menerangkan bagaimana
kita berakhlak terhadap Allah SWT.
Ayat-ayat tersebut antara lain :
a.
QS Al Baqarah,2:25 memerintahkan kita agar mensyukuri
nikmat Allah SWT
b.
QS An Nahl : 19 memerintahkan agar kita malu jika
berbuat dosa
c.
QS Al Huud : 56 menerangkan bahwa Allah adalah tempat
kita meminta
d.
QS Yusuf : 87 memerintahkan agar kita optimis terhadap
pertolongan dari Allah SWT
e.
QS Fushilat : 22-23 memerintahkan agar kita senantiasa
berbaik sangka (husnudzan) kepada Allah
SWT
f.
QS Al An’am : 160 memerintahkan agarkita yakin akan
janji-janji Allah
2. Akhlak terhadap sesama manusia.
Akhlak terhadap sesama manusia kemudian dibagi lagi menjadi bagian-bagian
yang lebih spesifik, yaitu :
a.
Akhlak terhadap
diri sendiri
Sebagai contoh, yang termasuk akhlak terhadap diri sendiri seperti tidak
berusaha menyakiti diri sendiri, tidak merasa rendah diri, memiliki kepercayaan
diri, segera bertaubat jika melakukan kesalahan, mengevaluasi diri jika
melakukan kesalahan, tidak terperangkap dalam hawa nafsu semata
b.
Akhlak terhadap
orang lain
Yang termasuk akhlak terhadap orang lain sebagai contohnya adalah
menghargai karya orang lain, menjaga perasaan orang lain, tidak menang sendiri,
tidak memaksakan kehendak pada orang lain, tidak merampas hak milik orang lain
c.
Akhlak terhadap orang tua
Akhlak terhadap orang tua dalam agam islam dianggap sangat penting karena
agama islam menjunjung tinggi harkat dan maratabat orang tua. Kita sebagai anak dalam bersikap terhadap
orang tua harus patuh, taat pada setiap nasihatnya, tidak menyakiti perasaan oarng
tua, membahagiakan orang tua kita, merawatnya saat sakit dan menghibur mereka
dikala sedih.
d.
Akhlak terhadap
masyarakat
Yang termasuk akhlak terhadap masyarakat sebagai contoh melakukan amar
ma’ruf nahi munkar. Yang termasuk amar
naruf antara lain zakat, shadaqah, ikut bekerja bakti dan lain-lain. Yang
termasuk nahi munkar antara lain menjauhi mabuk-mabukan, perjudian, menjauhi
zina dan sebagainya.
3. Akhlak terhadap lingkungan
Sebagai manusia yang berakhlak, kita
wajib menjaga, mengelola, memelihara lingkungan tempat hidup kita seperti
contohnya tidak membuang sampah sembarangan, tidak merusak hutan, mengurangi
pemakain kendaraan bermotor untuk mencegah global warming, tidak melakukan jual
beli hewan atau tumbuhan yang terancam punah, memanfaatkan sumber daya alam
yang ada dengan efektif dan efisien.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1.
Akhlak itu
adalah suatu bentuk pengaplikasian atau perilaku yang kita keluarkan tanpa
berfikir terlebih dahulu baik atau buruknya dilihat nanti ketika kita sudah
malakukan perbuatan tersebut.
2.
Yusuf
Al-Qardhawi, berpendapat bahwa ada tujuh karakteristik dari akhlak Islam yaitu
: Mampu untuk di pahami, moral yang universal,kesesuain yang
fitrah,memperhatikan realita.ahklak itu positif,ahklak itu komprahensif
(menyeluruh) dan tawazu (keseimbangan)
3.
Beberapa faktor-faktor penting yang mempengaruhi terbentuknya tingkah
laku manusia dalam pergaulannya adalah insting (naluri),keturunan,’azam
(kemauan keras),suara batin(dlamir) , kebiasaan serta lingkungan.
4.
Agar terjalin suatu masyarakat yang
baik, tanpa rasa permusuhan dan makmur, manusia harus bertindak dengan
menggunakan akhlak yang baik. Akhlak
pada manusia terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu akhlak terhadap Allah SWT,
akhlak terhadap sesama manusia dan juga akhlak terhadap lingkungan
hidupnya.
3.2 Saran
Dari uraian di atas, maka dalam kesempatan ini
penulis ingin memberikan saran khususnya kepada penulis sendiri umumnya kepada
kaum muslim untuk senantiasa mencontoh ahklak mulia yang ditauladani oleh Rasulullah.
Karena dalam diri Rasulullah lah terdapat suri tauladan yang baik. Semakin kita
berusaha untuk mencontoh ahklak mulia Rasulullah, maka kita akan menemukan
prilaku terbaik yang mampu membawa kebaikan bagi kita sendiri dan lingkungan.
DAFTAR
PUSTAKA
Abdullah Yatimin, Studi Akhlak dalam Perspektif
Al-qur’an, Jakarta: Amzah, 2007.
Ahmad
Amin, Etika Ilmu Akhlak, Jakarta: Bulan Bintang, 1993, hlm
63.
Amin Ahmad, Etika Ilmu Akhlak,
Jakarta: Bulan Bintang, 1993.
Anonymous.2013.Makalah Agama Islam .http://anisachoeriah-paud.blogspot.com/2011/04/makalah-agama-ahlaq.html
di akses pada 18 April 2013
Asmaran, Pengantar Studi Akhlak, Jakarta:
Raja Grafindo, cet. 2, 1994.
Asmaran,
Pengantar Studi Akhlak, Jakarta: Raja Grafindo, cet. 2, 1994, hlm
25-26.
Riefqi.
Muhamad. 2012.Implementasi Ahklak dalam
Kehidupan http://kampuscuy.blogspot.com/2012/06/implementasi-akhlak-dalam-kehidupan.html.
diakses tanggal 18 April 2013
Yatimin
Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif Al-qur’an, Jakarta: Amzah,
2007, hlm 1.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
http://www.minyaktawo.info/jangan-dianggap-sepele-manfaat-berpikir-positif-itu-banyak-lho/
Posting Komentar