Strategi
|
Teknik
|
Contoh
|
Pemisahan
|
Membuat struktur
pelayanansehingga pelanggan harus pergi ke tempat layanan ditawarkan
|
Pelanggan bank datang ke
manajer untuk membuka
tabungan baru, ke petugas
kredit untuk meminta pinjaman dan
ke kasir untuk menyetorkan
uang
|
Swalayan
|
Pelanggan melihat, membandingkan
dan menilai sendiri
|
Supermarket
dan Departemen Store
|
Fokus
|
Membatasi hal-hal yang
ditawarkan
|
Menu yang terbatas pada restoran
|
Modul
|
Pilihan jasa yang moduler
Produksi
moduler
|
Pilihan investasi dan asuransi
Modul paket makanan di restoran
|
Otomisasi
|
Memisahkan jasa yang dapat diotomisasi
|
ATM
|
Penjadwalan
|
Penjadwalan karyawan yang tepat
|
Penjadwalan karyawan penjualan
tiket dengan selang waktu 15 menit
|
Pelatihan
|
Menjelaskan pilihan
layananMenjelaskan bagaimana menghindari
masalah
|
Konsultan investasi
Petugas pemeliharaan purnajual
|
Selasa, 25 Februari 2014
Pengertian, Ruang Lingkup dan Kegiatan dalam Manajemen Proses
TUGAS KULIAH MODUL 7
MANAJEMEN PRODUKSI DAN OPERASI
“Pengertian,
Ruang Lingkup dan Kegiatan dalam Manajemen Proses”
Oleh :
Kelompok 3 Kelas I
Susi Susanti (115040100111024)
Iwan Haryono (115040100111116)
Wiwik Fitriani (115040101111060)
Yani Misrotin (115040101111177)
Abednego Abrian P. (115040107111013)
YuliAlfiatulI’sadah (115040113111005)
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2014
Manajemen proses adalah rangkaian aktivitas
perencanaan dan pengawasan kinerja suatu proses, terutama proses bisnis.
Manajemen proses mengaplikasikan pengetahuan, ketrampilan, peralatan, teknik,
serta sistem untuk mendefinisikan, memvisualisasikan, mengukur, mengontrol,
melaporkan dan memperbaiki proses dengan tujuan untuk meningkatkan keuntungan
atau laba.
Manajemen proses dalam perusahaan agribisnis adalah
seluruh rangkaian aktivitas yang berada dalam sebuah perusahaan yang bergerak
di bidang agribisnis demi mencapai tujuan perusahaan untuk menghasilkan barang
atau jasa. Dalam manajemen proses tersebut mempemberdayakan semua sumber daya
yang ada dalam perusahaan tersebut. Saat manajemen proses dalam perusahaan
dikelola secara baik, efektif dan efisien maka akan memberikan nilai tambah
terhadap perusahaan tersebut. Oleh karan itu, manajemen proses dalam perusahaan
agribisnis merupakan sebuah elemen penting dalam kesuksesan perusahaan
agribisnis tersebut. Maka dari itu, diperlukan pengetahuan mengenai manajemen
proses dalam perusahaan agribisnis, baik mengenai perencanaan proses produksi,
perencanaan kapasitas produksi, desain proses produksi dan desain proses pada
sektor jasa.
(Ma’arif Syamsul. 2003)
A.
Perencanaan
Proses Produksi
Perencanaan adalah fungsi manajemen yang paling
pokok dan sangat luas meliputi perkiraan dan perhitungan mengenai kegiatan yang
akan dilaksanakan pada waktu yang akan datang mengikuti suatu urutan tertentu.
Perencanaan merupakan salah satu sarana manajemen untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan karena itu setiap tingkat manajemen dalam organisasi sangat
membutuhkan aktivitas perencanaan.
Tujuan perencanaan harus tegas, jelas dan mudah
dimengerti. Seringkali perencanaan harus mengalami perubahan, oleh karena itu
perencanaan harus besifat luwes dan terbuka untuk dapat dirubah bila
diperlukan. Sifat luwes ini
mengakibatkan pelaksanaan kegiatannya harus dimonitor dan dikendalikan terus
menerus yang disesuaikan dengan kondisi yang ada namun perencanaan harus tetap
pada tujuan yang ditetapkan.Perencanaan juga merupakan fungsi memilih sasaran
perusahaan secara kebijaksanaan, program dan pemilihan langkah-langkah apa yang
harus dilakukan, siapa yang melakukan dan kapan aktivitasnya dilaksanakan.
Dalam perencanaan produksi kita selalu menginginkan
agar diperoleh perencanaan produksi yang baik namun merencanakan proses
produksi bukanlah hal yang mudah karena banyaknya faktor yang mempengaruhinya.
Faktor-faktor internal relatif mudah dapat dikuasai oleh PPC manager, namun
faktor external tidak demikian. Karena itu perencanaan harus dibuat ketat namun
tidak kaku, artinya dapat dirubah bila diperlukan dan kemungkinan perubahan ini
juga harus diperhitungkan agar tidak menimbulkan kesulitan. Perencanaan yang baik hanya akan diperoleh dengan
didasarkan kepada informasi yang baik dan pengukuran keberhasilan didasarkan
kepada standard yang ditetapkan.
Produksi dapat didefinisikan sebagai aktivitas yang
dilakukan untuk mengolah atau membuat bahan mentah atau bahan setengah jadi
menjadi barang jadi untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.Produksi dapat juga
diartikan sebagai tindakan intensional untuk menghasilkan sesuatu yang berguna.Proses
produksi merupakan proses perubahan masukan menjadi keluaran. Macam barang yang
dikerjakan di unit produksi banyak sekali sehingga macam proses yang ada juga
banyak.
Strategi proses dalam manajemen operasional disebut
juga sebagai strategi transformasi faktor inputs menjadi outputs. Strategi ini
dimaksudkan untuk dapat memproduksi barang dan jasa yang sesuai dengan
keinginan konsumen yang selalu berubah-ubah, dilakukan dengan sistem
transformasi yang efektif dan efisien. Manajer operasional bertugas menyusun
strategi proses untuk dapat mencapai sasaran operasional dan organisasi/perusahaan
(Tampubolon, 2004). Di dalam sistem operasional dikenal ada 4 strategi proses yaitu :
1.
Proses Produksi yang Terputus-putus (Intermitten Process)
Merupakan kegiatan operasional yang mempergunakan
peralatan produksi yang disusun/diatur sedemikian rupa yang dimanfaatkan secara
fleksibel (multipurpose) untuk menghasilkan berbagai produk atau jasa.
Contoh : di bidang pelayanan yaitu :
Restoran Chinesse Foods menyiapakan makanan sesuai pesanan pelanggan
yang dikerjakan oleh juru masak. Umumnya proses intermitten merupakan
sistem operasional yang tidak terstandarisir, hanya berdasarkan keinginan
pelanggan pada saat dilakukan pemesanan.
Sifat-sifat atau ciri-ciri dari proses produksi yang
terputus-putus (intermitten process /manufacturing) ialah :
1) Biasanya produk yang dihasilkan dalam jumlah yang
sangat kecil dengan variasi yang sangat besar (berbeda) dan didasarkan atas
pesanan.
2) Proses seperti ini biasanya menggunakan sistem,
atau cara penyusunan peralatan berdasarkan atas fungsi dalam proses produksi
atau peralatan yang sama dikelompokkan pada tempat yang sama, yang disebut
dengan process lay out atau departmentation by equipment.
3) Mesin-mesin yang dipakai dalam proses produksi
seperti ini adalah mesin-mesin yang bersifat umum yang dapat digunakan untuk
menghasilkan bermacam-macam produk dengan variasi yang hampir sama, mesin mana
dikenal dengan nama General Purpose Machines.
4) Oleh karena mesin-mesinnya bersifat umum dan
biasanya kurang otomatis, maka pengaruh individual operator terhadap produk
yang dihasilkan sangat besar, sehingga operatornya perlu mempunyai keahlian
atau skill yang tinggi dalam pengerjaan produk tersebut.
5) Proses produksi tidak mudah/akan terhenti
walaupun terjadi kerusakan atau terhentinya salah satu mesin atau peralatan.
6) Oleh karena mesin-mesin bersifat umum dan variasi
dari produknya besar, maka terhadap pekerjaan (job) yang bermacam-macam menimbulkan
pengawasan (control) nya lebih sukar.
7) Persediaan bahan mentah biasanya tinggi, karena
tidak dapat ditentukan pesanan apa yang akan dipesan oleh pembeli dan juga
persediaan bahan dalam proses lebih tinggi daripada continuous process/manufacturing,
karena prosesnya terputus-putus/terhenti-henti.
8) Biasanya bahan-bahan dipindahkan dengan peralatan
handling yang dapat flexible (varied path equipment) yang
menggunakan tenaga manusia seperti kereta dorong atau forklift.
9) Dalam proses seperti ini sering dilakukan
pemindahan bahan yang bolak balik sehingga perlu adanya ruangan gerak (aisie)
yang besar dan ruangan tempat bahan-bahan dalam proses (work in process) yang
besar.
Kekurangan/kerugian proses produksi yang
terputus-putus (intermitten manufacturing) adalah :
1) Scheduling dan routing untuk
pengerjaan produk yang akan dihasilkan sangat sukar dilakukan karena kombinasi
urut-urut pekerjaan yang banyak sekali di dalam memprodusir satu macam produk
dan disamping itu dibutuhkan scheduling dan routing yang banyak sekali karena
produknya yang berbeda tergantung dari pemesanannya.
2) Oleh karena pekerjaan routing dan scheduling
banyak sekali dan sukar dilakukan, maka pengawasan produksi (production
control) dalam proses produksi seperti ini sangat sukar dilakukan.
3) Dibutuhkannya investasi yang cukup besar dalam
persediaan bahan mentah dan bahan-bahan dalam proses, karena prosesnya
terputus-putus dan produk yang dihasilkan tergantung dari pesanan.
4) Biaya tenaga kerja dan biaya pemindahan bahan
sangat tinggi, karena banyak dipergunakannya tenaga manusia dan tenaga yang
dibutuhkan adalah tenaga yang ahli dalam pengerjaan produk tersebut.
Kebaikan/kelebihan dari proses produksi yang
terputus-putus (intermitten manufacturing) adalah :
1)
Mempunyai fleksibilitas yang tinggi dalam menghadapi perubahan produk
dengan variasi yang cukup besar.
Fleksibilitas ini diperoleh terutama dari :
a) Sistem
penyusunan peralatan (lay out) nya yang berbentuk process lay out.
b) Jenis/type
mesin yang digunakan dalam proses yang bersifat umum (general purpose
machines).
c) Sistem
pemindahan bahan yang tidak menggunakan tenaga kerja mesin tetapi tenaga
manusia.
2) Oleh karena mesin-mesin yang digunakan dalam
proses bersifat umum (general purpose machines), maka biasanya dapat diperoleh
penghematan uang dalam investasi mesin-mesin, sebab harga mesin-mesin ini lebih
murah daripada mesin-mesin yang khusus (special purpose machines).
3) Proses produksi tidak mudah terhenti akibat
terjadinya kerusakan atau kemacetan di suatu tempat / tingkat proses.
2. Proses Produksi yang Kontinu (Continous Process)
Merupakan proses produksi yang mempergunakan
peralatan produksi yang disusun dan diatur dengan memperhatikan urutan kegiatan
dalam menghasilkan produk atau jasa, serta arus bahan di dalam proses telah
terstandarisasi. Contoh : minuman Teh Botol merupakan produk yang
terstandarisasi.
Kekurangan/kerugian proses produksi yang terus
menerus (continuous manufacturing) adalah :
1)
Terdapat kesukaran untuk menghadapi perubahan produk yang diminta oleh konsumen
atau pelanggan. Jadi proses produksi seperti ini khusus untuk menghasilkan
produk-produk yang :
a) Permintaan (demand) nya besar dan stabil
b) Style produknya tidak mudah berubah
2) Proses produksi mudah terhenti, karena apabila
terjadi kemacetan di suatu tempat /tingkat proses (di awal, di tengah atau di
belakang), maka kemungkinan seluruh proses produksi akan terhenti yang
disebabkan adanya saling hubungan dan urut-urutan antara masing-masing tingkat
proses.
3) Terdapat kesukaran dalam menghadapi perubahan
tingkat permintaan, karena biasanya tingkat produksi (rate of production)
nya telah tertentu, sehingga sangat kaku (rigid).
Kebaikan/kelebihan
proses produksi yang terus menerus (continuous manufacturing) adalah :
1) Dapat diperoleh tingkat biaya produksi per unit
(unit production cost) yang rendah apabila :
a) Dapat dihasilkannya produk dan volume yang cukup
besar.
b) Produk yang dihasilkan distandarsir.
2) Dapat dikuranginya pemborosan-pemborosan dari
pemakaian tenaga manusia, terutama karena sistem pemindahan bahan yang
menggunakan tenaga mesin / listrik.
3) Biaya tenaga kerja (labor cost) nya adalah
rendah, karena jumlah tenaga kerjanya yang sedikit dan tidak memerlukan tenaga
yang ahli (cukup yang setengah ahli) dalam pengerjaan produk yang dihasilkan.
4) Biaya pemindahan bahan di dalam pabrik juga lebih
rendah, karena jarak antara mesin yang satu dengan mesin yang lain lebih pendek
dan pemindahan tersebut digerakkan dengan tenaga mesin (mekanisasi).
3. Proses Produksi yang Berulang-ulang (Repetitive
Process)
Merupakan proses produksi yang menggabungkan fungsi
intermitten process dan continous process. Tetapi proses ini mempergunakan
bagian dan bahan komponen yang berbagai jenis diantara proses yang kontinu.
Contoh : dalam usaha jasa, restoran besar melayani banyak pelanggan dengan
beragam menu.
4. Produksi Massa (Mass Customization)
Merupakan proses produksi yang menggabungkan fungsi
intermitten process, continous process serta repetitive process yang
menggunakan berbagai komponen bahan, teknik skedul produksi dan mengutamakan
kecepatan pelayanan.
(Zulidamel, 2008)
B.
Perencanaan
Kapasitas Produksi
Menurut Yamit (2003), perencanaan kapasitas produksi adalah jumlah
maksimum output yang dapat diproduksi dalam satuan waktu tertentu Walaupun demikian, bagi beberapa organisasi,
penentuan kapasitas bisa menjadi lebih sulit. Kapasitas pabrik secara langsung
menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi permintaan konsumen. Kelebihan
kapasitas berakibat rendahnya produktifitas sumber daya, sedangkan kekurangan
kapasitas berarti buruknya pelayanan terhadap konsumen.
Kapasitas produksi ditentukan oleh kapasitas sumber daya yang
dimiliki seperti : kapasitas mesin, kapasitas tenaga kerja, kapasitas bahan
baku dan kapasitas modal.
· Perencanaan Kapasitas Jangka Pendek
Perencanaan kapasitas jangka pendek digunakan untuk menangani
secara ekonomis hal-hal yang bersifat mendadak dimasa yang akan dating,
misalnya untuk memenuhi permintaan yang bersifat mendadak atau seketika dalam
jangka waktu pendek yang menyebabakan kapasitas produksi perusahaan tidak mampu
memenuhi permintaan pasar akibat lonjakan permintaan.
Menurut Krajewzki dan Ritzman dalam Yamit (2003), ada 5 cara yang
dapat digunakan perusahaan untuk meningkatkan kapasitas produksi jangka pendek
:
1. Meningkatkan jumlah sumber
daya
a. Penggunaan kerja lembur
b. Penambahan regu kerja
c. Memerikan kesempatan kerja
secara part-time
d. Sub-Kontrak
e. Kontrak kerja
2. Memperbaiki penggunaan
sumber daya
a. Mengatur regu kerja
b. Menetapkan skedul
3. Memodifikasi produk
a. Mentukan standart produk
b. Melakukan perubahan jasa
operasi
c. Melakukan pengawasan
kualitas
4. Memperbaiki permintaan
a. Melakukan perubahan harga
b. Melakukan perubahan
promosi
5. Tidak memenuhi permintaan
a. Tidak mensuplai semua
permintaan
· Perencanaan Kapasitas Jangka Panjang
Perencanaan kapasitas jangka panjang merupakan strategi operasi
dalam menghadapi segala kemungkinan yang
akan terjadi dan sudah dapat diperkirakan sebelumnya. Dalam kaitan dengan
kapasitas jangka panjang, terdapat dua strategi yang dapat ditempuh perusahaan:
a.
Strategi
Melihat dan Menuggu (Wait and See Strategy)
Strategi ini dapat dikatakan pula sebagai strategi hati-hati,
karena kapasitas produksi akan dinaikkan apabila yakin permintaan konsumen
sudah naik. Strategi ini diperoleh dengan pertimbangan bahwa, setiap kali
terjadi kelebihan kapasitas perusahaan harus menanggung risiko karena investasi
yang dilakukan hanya ditanggung dalam unit yang sedikit, akibatnya biaya
produksi menjadi tinggi.Pada tahap ini perencana dapat mempertimbangkan
penambahan kapasitas dengan cara membeli mesin baru, menambah tenaga kerja,
menambah lokasi gudang produk jadi, dan sebagainya.
b.
Strategi
Ekspansionis
Strategi ekspansionis yaitu kapasitas selalu melebihi atau diatas
permintaan. Dengan strategi perusahaan berharap tidak terjadi kekurangan produk
di pasaran yang dapat menyebabkan adanya peluang masuknya produsen lain. Selain
itu perusahaan untuk memberikan pelayanan terbaik dengan cara menjamin
tersedianya produk di pasaran.
(Anonymousa, 2014)
C.
Fungsi Perencanaan Produksi
Perencanaan produksi (Production Planning) adalah salah satu dari
berbagai macam bentuk perencanaan yaitu suatu kegiatan pendahuluan atas proses
produksi yang akan dilaksanakan dalam usaha mencapai tujuan yang diinginkan perusahaan.
Perencanaan produksi sangat erat kaitannya dengan pengendalian persediaan
sehingga sebagian besar perusahaan manufacture menempatkan fungsi perencanaan
dan pengendalian persediaan dalam satu kesatuan.
Ditinjau dari bentuk industri, perencanaan produksi suatu
perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lainnya terdapat perbedaan. Banyak
hal yang menyebabkan perbedaan tersebut, bahkan pada perusahaan yang sejenis.
Tujuan produksi bagi perusahaan adalah barang dengan spesifikasi tertentu
memenuhi permintaan pelanggan. Tujuan tersebut dituangkan dalam Order
Confirmation yang dibuat oleh bagian penjualan. Dengan demikian dapat
disimpulkan tujuan produksi sepenuhnya dirumuskan oleh sales department,
berdasarkan order yang telah diterima. Karena tujuan produksi dirumuskan
berdasarkan order yang telah diterima maka dalam fungsi perencanan produksi
pengaruh forecasting pada sistem perencanaan produksi dapat dikatakan tidak
signifikan.
Untuk mencapai tujuan, khususnya dalam perencanaan produksi dan
pengendalian persediaan perusahaan perlu menyediakan fasilitas komunikasi dan sistem informasi yang mendukung sistem
pengolahan data terdistribusi. Program aplikasi database management system yang
terintegrasi dengan sistem lainnya di lingkungan perusahaan sehinngga bagian
perencanaan produksi dan pengendalian persediaan memiliki sarana yang cukup
handal yang dapat memberikan informasi yang dibutuhkan dalam waktu yang relatif
singkat. Bagian perencanaan dengan mudah
dapat mengumpulkan informasi yang diperlukan dalam menyusun perencanaan
produksi.
Agar masing-masing fungsi yang terdapat dalam sistem perencanaan
dan bagian terkait dengan sistem perencanaan produksi dapat menjalankan kerja
dan tanggungjawabnya sesuai dengan
sistem, maka setiap personal disyaratkan mengenal sistem akuntansi
komputer dan procedure yang diterapkan.
Dengan demikian efektifitas kerja dapat ditingkatkan.
Dalam usaha mencapai tujuan perencanaan produksi terdapat berbagai
macam permasalahan sesuai dengan proses yang akan dilaksanakan, kemudian
dirumuskan bagaimana pekerjaan tersebut dilaksanakan secara efektif dan efisien
serta bagaimana cara pengendaliannya.
Keberhasilan dalam membuat perencanaan produksi dan pencapaiannya tidak
hanya tergantung pada organisasi bagian
perencanaan itu sendiri, melainkan sangat tergantung pada struktur organisasi
secara keseluruhan dan sistem yang
diterapkan.
Kegagalan dapat terjadi akibat kesalahan dalam penggunaan sistem
informasi tidak efektif, bahkan sering terjadi kesalahan dalam pengambilan
keputusan akibat tidak memahami informasi yang ditampilkan oleh sistem informasi yang tersedia. Manajer
bagian prencanaan mutlak harus memahami sistem informasi yang digunakan, karena
sistem informasi yang digunakan adalah berbasis komputer maka manajer bagian perencanaan
produksi dan pengendalian persediaan serta bagian yang terkait langsung dengan
bagian tersebut harus memahami dan mengerti sistem komputer yang digunakan.
Jika tidak maka terbuka peluang untuk mengambil keputusan-keputusan yang
keliru.
Kelancaran proses produksi ditentukan oleh tingkat kematangan
penjadwalan produksi. Dalam menyusun perencanaan harus memperhatikan berbagai
element dari berbagai bagian sehingga sangat memerlukan sistem yang
terintegrasi dan harus didukung dengan fasilitas yang memadai. Perencanaan
produksi dituntut harus lebih besifat (sales oriented) namun di sisi lain tanpa
mengabaikan efisiensi dan kelancaran proses produksi.
Kemampuan sumber daya manusia sangat tergantung pada sistem yang
diterapkan. Tidak jarang orang yang mampu
tidak dapat berbuat karena terikat oleh sistem dan fasilitas yang tersedia.
Pembagian tugas dan tanggung jawab harus jelas dan dilakukan pengukuran
efektifitas kerja. (Standard operational process) dan (Standard Instruction
Process) harus dipahami oleh bagian operasional dan juga bagian perencanaan.
Perencanaan produksi sangat tergantung pada kapasitas, jenis
perusahaan, sumberdaya dan jenis
produksi yang dikerjakan. Berdasarkan hal tersebut perusahaan yang mengerjakan
order yang terputus-pustus berdasarkan permintaan pelanggan yang pemenuhannya
pada waktu yang akan datang, tingkat
kesulitan dalam menyusun perencanaan jauh lebih sulit dibanding perusahaan yang mengerjakan produksi
continue. Pengukuran keberhasilan perencanaan tidak tepat untuk dibandingkan
dengan perusahaan lain karena perbedaan kelengkapan, kapasitas dan
sumberdaya apalagi dibanding dengan
perusahaan lain yang tidak sejenis.
Faktor penting dalam melakukan pengukuran adalah standar produksi
meliputi waktu, mutu, jumlah yang dapat dihasilkan berdasarkan penelitian yang
dilakukan pada jangka waktu tertentu di perusahaan ini. Pengukuran perlu dilakukan secara
terus-menerus sehingga keputusan yang diambil untuk pengembangan jangka panjang
mempunyai dasar yang objektif.
(Zulidamel, 2008)
D.
Fungsi
Pengendalian Persediaan
Persediaan adalah barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual (barang jadi) atau
barang dalam process produksi atau barang yang menunggu penggunaannya dalam
process produksi (bahan baku). Fungsi
dasar pengendalian persediaan baik bahan baku, barang dalam proses maupun barang jadi banyak sekali. Fungsi
tersebut meliputi proses berurutan mulai
dari timbulnya kebutuhan, pembelian, pengolahan, delivery. Permasalahan utama persediaan
yang timbul yaitu bagaimana fungsi tersebut dapat mengatur persediaan sehingga setiap
permintaan dapat dilayani akan tetapi
biaya persediaan harus minimum.
Bila persediaan cukup banyak, permintaan dapat segera dilayani akan
tetapi menyebabkan biaya penyimpanan barang tersebut akan menjadi sangat mahal.
Dengan memperhatikan hal tersebut diambil keputusan untuk menentukan nilai
persediaan.Menentukan nilai persediaan sangat tergantung kepada jenis
perusahaan, modal kerja dan omzet perusahaan serta lead time untuk
mendapatkan barang tersebut. Karena PT. Samudra Montaz sebagai perusahaan
converting yang bersifat memenuhi permintaan pelanggan pada periode yang akan
datang maka, besarnya kebutuhan akan barang tersebut tidak dapat ditentukan
sebelum disepakati sales contract.
Sebagian besar bahan baku sudah dialokasikan untuk produk tertentu
karena pembelian dilakukan setelah bagian perencanaan menerima GR Order
Confirmation yang sudah disetujui oleh pimpinan perusahaan. Fungsi pengendalian persediaan adalah bagian
dari fungsi perencanaan produksi yang bertanggung jawab atas tersedianya
material produksi dan material pembantu agar
proses produksi dapat berjalan sesuai rencana yang ditetapkan.
Fungsi perencanaan produksi yang bertanggung jawab atas tersedianya
material produksi dan material pembantu agar
proses produksi dapat berjalan sesuai rencana yang ditetapkan. Keperluan
meminimumkan persediaan berhubungan dengan besarnya biaya yang diperlukan oleh persediaan yaitu :
a.
Biaya
Pembelian
Yang dimaksud biaya pembelian dalam hal ini adalah biaya pembelian
bahan baku untuk produksi. Pembelian skala besar dapat mengurangi biaya
pembelian dengan adanya potongan harga (quantity discount) yang
diberikan Supplier dengan konsekwensi biaya transportasi yang ditanggung
Supplier relative lebih murah karena pengangkutan barang dilakukan tidak
terlalu sering, namun perlu diperhitungkan apakah potongan harga tersebut lebih
kecil dari biaya penyimpanan.
Disamping itu jumlah persediaan yang cukup dapat mempercepat
delivery sehingga tidak menimbulkan kekecewaan pelanggan. Karena jenis
perusahaan memproduksi suatu barang sesuai permintaan pelanggan dimana
permintaan tersebut akan dipenuhi pada waktu yang akan datang, cara pembelian
tersebut tidak menguntungkan karena penyimpanan barang tersebut membutuhkan ruang yang luas dan waktu penyimpanan yang
relative lama.
b.
Biaya
Penyimpanan
Biaya penyimpanan meliputi
biaya penyediaan ruang yang diperlukan untuk menampung barang tersebut, biaya
perawatan atas resiko kerusakan, serta
biaya tenaga kerja yang diperlukan untuk merawat dan mengamankan barang
tersebut dari segala macam bentuk gangguan.
Selain itu biaya penyimpanan juga berkaitan dengan biaya bunga dimana semakin besar dana yang dialokasikan
pada persediaan akan mengakibatkan
alokasi akan investasi yang lain
akan terhambat atau dilakukan dengan suntikan dana dari kreditur
dalam hal ini adalah Bank.
Sesuai dengan sifat perusahaan yang memenuhi permintaan pelanggan pada waktu yang akan datang maka
persediaan bahan baku dasar, tinta spesial yang tidak diperuntukan untuk
order produksi tertentu (bebas) adalah nol.
(Zulidamel, 2008)
E.
Desain
Proses Produksi
Desain ialah langkah pertama dalam suatu fase pengembangan bagi
setiap produk atau sistem yang direkayasa. Desain juga didefinisikan sebagai
proses aplikasi berbagai tehnik dan prinsip bagi tujuan pendefinisian suatu
perangkat, suatu proses atau sistem dalam detail yang memadai untuk memungkinkan
realisasi (TAY59).
Desain Proses ialah suatu kegiatan dengan melibatkan tenaga
manusia, bahan serta peralatan untuk menghasilkan produk yang berguna baik
barang atau jasa.Proses produksi pada hakekatnya merupakan proses perubahan
(transformasi) dari bahan/komponen (input) menjadi produk yang lain yang
mempunyai nilai.
Proses produksi saat ini berkembang pesat karena kemajuan teknologi
dan didorong oleh usaha untuk meningkatkan kualitas produktivitasdan
fleksibilitas produk.Proses produksi dapat dibedakan baik atas dasar
karakterisktik aliran prosesnya maupun tipe pesanan langganan. Dapat
diklasifikasikan ke dalam 5 kategori :
1.
Aliran
Garis (Line Flow Process)
Yaitu penyusunan stasiun kerja berdasarkan urutan operasi pembuatan
produk menurut langkah–langkah standar dalam proses produksi.Pola Aliran Garis tidak begitu
fleksibel dalam memenuhi perubahan desain dan volume produk. Tapi persediaan
diminimalkan, skeduling tidak ada masalah dan pengendalian kualitas mudah
karena hanya mengikuti arus produk.
Pola aliran garis merupakan suatu proses dari bahan mentah sampai
menjadi produk akhir dan urutan operasi–operasi yang digunakan unutk
menghasilkan produk atau jasa selalu tetap.Line Flow Process dapat dibagi
menjadi 2 tipe yaitu :
· Produksi Massa (Mass Production)
· Produksi Terus – menerus (Continuous Production)
2.
Aliran
Intermitern (Job Shop atau Jumbled Flow Process)
Yaitu produk dibuat menurut aliran terputus–putus atau tidak
kontinu. Peralatan dan tenaga kerja dilekelompokkan dalam pusat kerja menurut
jenis pekerjaan.Operasinya sangat fleksibel terhadap perubahan dalam perubahan
volume atau produk, karena operasi–operasinya
menggunakan peralatan serba–guna dan tenaga kerja berketrampilan tinggi . Namun
fleksibilitas ini sering menimbulkan masalah dalam pengendalian persediaan,
penjadwalan dan pengendalian kualitas. Disamping itu juga tidak efisien.
3.
Proyek
(Project)
Yaitu tidak ada aliran produk tapi setiap proyek mempunyai urutan
tertentu dalam proses operasinya. Biasanya material, peralatan dan tenaga kerja
dibawa ke lokasi proyek. Serta memiliki kegiatan awal dan akhir dengan batas
waktu penyelesaian. Bentuk ini tidak cocok untuk proses manufacturing karena
proyek hanya dikerjakan sekali saja. Bentuk operasi–operasi proyek digunakan
bila ada kebutuhan akan kreativitas dan kekhususan dalam pembuatan suatu
produk.
4.
Sistem
Manufaktur Fleksibel (Flexible Manufacturing System)
Yaitu merupakan autamated cell untuk menghasilkan sekelompok
komponen, dimana semua komponen butuh proses manufacturing serupa tapi urutan
dari operasi tidak selalu sama. Dan sistem ini membutuhkan investasi awal yang
besar.Serta bertujuan untuk memberi respon secara tepat terhadap keinginan
pelanggan tertutama terkait dengan perubahan dalam desain, jumlah &
pelayanan produk.
5.
Sistem
Manufaktur Tangkas (Agile Manufacture System)
Yaitu
suatu sistem yang mengkombinasikan visi kompetitif dengan kreatifitas dan aplikasi
teknologi. Dimana ada 4 dimensi antara lain :
· Memperkaya nilai kepada pelanggan
· Bekerjasama dalam meningkatkan daya saing perusahaan
· Mengoperasikan perubahan dan ketidakpastian
· Menelaah pengaruh dari informasi
Seluruh kombinasi proses dapat dijumpai baik baik dalam perusahaan
manufaktur ataupun jasa.
(Handoko, 2000)
F.
Desain
Proses Pada Sektor Jasa
Interaksi dengan pelanggan sering memberikan pengaruh buruk pada
kinerja proses. Sebuah jasa pada dasarnya menyiratkan adanya kebutuhan
interaksi dan kustomisasi. Semakin seorang manajer merancang prosesnya untuk
memenuhi persyaratan khusus, sebuah proses akan menjadi semakin efektif dan
efisien.
Tabel 1. Berbagai Teknik Untuk Meningkatkan Produktivitas Jasa
· Peluang Untuk Meningkatkan Proses Jasa
a.
Tata
Letak
Desain tata letak merupakan satu kesatuan dalam banyak proses jasa,
terutama pada toko eceran, restoran dan perbankan. Pada toko retail, tata letak
tidak hanya memamerkan produktapi juga mendidik pelanggan dan meningkatkan
nilai produk. Tata letak merupakan kesatuan dari banyak jasa, penyajian tata
letak yang baik menghasilkan peluang yang kontinu untuk mendatangkan pesanan.
Dalam mendesain tata letak ada beberapa pertimbangan antara lain:
1.
Memperbaiki
arus informasi, bahan baku dan orang. Oleh karena itu, dianjurkan adanya arus
informasi, bahan baku dan orang yang tidak efisien.
2.
Memperbaiki
moral pekerja dan memperoleh kondisi kerja yang lebih aman. Tidak dianjurkan
layout yang jelek sehingga moral pegawai yang kurang baik.
3.
Memperbaiki
interaksi pelanggan dan klien. Oleh karena itu, tidak di anjurkan interaksi
yang sulit. Bagi usaha jasa, inleksibilitasi cukup dominan, seperti perbankan,
konsultan, rumah sakit, klinik, apotek, dan lain lain.
4.
Fleksibilitas
dalam mengatur tata letak tidak dianjurkan layout yang tidak fleksibel atau
terlalu kaku.
b.
Sumber
Daya Manusia
Masalah sumber daya manusia dari segi perekrutan dan pelatihan
merupakan hal penting dalam proses jasa. Tenaga kerja berkomitmen yang
mempunyai fleksibiltas ketika jadwal dibuat dan dilatih untuk mengisi
kekosongan saat membutuhkan karyawan berpengaruh terhadap kinerja keseluruhan
proses.
c.
Rekayasa
Ulang Proses
Sebuah perusahaan kerap menemukan asumsi-asumsi awal mengenai
prosesnya tidak lagi berlaku karena keinginan pelanggan, teknologi produk dan
bauran produknya berubah. Oleh karena itu, prosesnya dirancang ulang atau
direkayasa ulang. Rekayasa ulang proses (process reengineering) adalah proses
memikirkan ulang dan merancang ulang proses bisnis secara radikal untuk membawa
peningkatan kinerja secara dramatis. Rekayasa ulang proses yang efektif bergantung
pada evaluasi ulang dan tujuan proses serta menanyakan kembali tujuan dan
asumsi yang digunakan. Contoh : di restoran, pesanan dari pramusaji ke dapur
secara nirkabel dan transponder pada mobil yang mencatat penjualan pada
fasilitas drive-thru.
d.
Etika
Dan Proses-Proses Ramah Lingkungan
Banyak perusahaan menemukan kesempatan dalam proses produksi yang
dapat mengurangi dampak negatif pada
lingkungan. Kesempatan tersebut sangat beragam mulai dari aktivitas yang
dipandang oleh masyarakat sebagai sesuatu yang etis dan merupakan tanggung
jawab sosial hingga tindakan yang diatur oleh hukum, seperti pencegahan polusi.
Aktivitas-aktivitas ini juga meliputi penggunaan sumber daya yang efisien,
pengurangan limbah produk sampingan dan daur ulang. Manajer operasi tetap dapat
cukup peka terhadap lingkungan sekaligus mencapai strategi diferensiasi bahkan
strategi biaya yang rendah. Berbagai proses dapat menjadi ramah lingkungan dan
dibuat bertanggungjawab secara sosial sekaligus mengkontribusikan strategi yang
menguntungkan.
(Ma’arif
Syamsul,2003)
G.
Prosedur
Perencanaan Produksi
1.
Perencanaan
Produksi Berdasarkan Permintaan Pasar
Perencanaan untuk perusahaan yang menghasilkan produk untuk
memenuhi kebutuhan pasar, pada umumnya macam produknya standar, usia produk
panjang dan jumlah permintaan banyak. Perencanaan didahului dengan membuat
forecasting permintaan, kemudian diikuti dengan rencana persediaan barang jadi
dan rencana jumlah produksi. Selanjutnya dibuat rencana kebutuhan bahan
baku,bahan pembantu, sumberdaya manusia, kebutuhan mesin dan sebagainya. Dari
rencana kebutuhan bahan baku dapat dilanjutkan dengan rencana pembelian dan
rencana penyimpanan barang.Dari rencana kebutuhan mesin dapat dilanjutkan
dengan rencana pemanfaatan kapasitas dan scheduling.
2.
Perencanaan
Produksi Berdasarkan Order
Perencanaan untuk perusahaan yang melayani pesanan. Umumnya menghasilkan
barang yang bermacam–macam, dengan bahan baku yang bermacam–macam. Permintaan
barang bermacam–macam, macamnya berganti-ganti dan jumlahnya tidak tentu, sehingga
sulit dibuat forecast permintaanya. Karena macam dan jumlah permintaan
konsumen sulit diforecast, maka fasilitas produksi harus dibuat relative
fleksibel, penyediaan bahan-baku dan pembantu berdasarkan rata – rata
kebutuhannya pada tahun – tahun sebelumnya, dan belum tentu mengaitkan dengan
macam barang yang dihasilkan.
(Zulidamel, 2008)
DAFTAR PUSTAKA
Anonymousa.2014.Perencanaan
Kapasitas Produksi.Online.http://taufikep.blogspot.com/2013/06/perencanaan-kapasitas.html . diakses pada 22 Feb 2014
Ma’arif
Syamsul. 2003. Manajemen Operasi. Penerbit PT Grasindo: Jakarta Repository USU.
(Online). http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27056/1/Reference.pdf.
Diakses 21 Februari 2014
T. Hani
Handoko,2000. Dasar–Dasar Manajemen Produksi Dan Operasi. BPFE- Yogyakarta
Zulidamel.2008.Perencanaan
Produksi.Online.http://zulidamel.wordpress.com/2008/01/14/perencanaan-produksi/. Diakses 21 Februari 2014
Zulian
Yamit,2003. Manajemen Produksi dan Operasi. Ekonisia. Fakultas Ekonomi UII.
Yogyakarta
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
4 komentar:
plagiat dulu ah... lumayan buat nembel makalah hahaha
Dengan memposting tulisan2 seperti ini tidak akan mencerdaskan seseorang, mlah membuat malas seseorang untuk berfikir
sak karepku >.<
Umu Badriyah: Tidak semua pemikiran orang sama, ada juga yang cari-cari referensi buat tambahan.
Susi Susanti: terimakasih atas postingannya :)
Posting Komentar