LAPORAN FIELDTRIP
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM
AGRIBISNIS
“Pemberdayaan Masyarakat Petani
Padi Melalui Metode SRI”
Disusun Oleh:
Agribisnis B
Farida Umma Maslahah 115040100111015
Susi Susanti
115040100111024
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2014
DAFTAR ISI
COVER
DAFTAR ISI...........................................................................................................1
BAB
I.PENDAHULUAN......................................................................................
3
Latar
Belakang............................................................................................. 3
Tujuan.......................................................................................................... 4
BAB II.TINJAUAN
PUSTAKA............................................................................ 5
Definisi
Pemberdayaan................................................................................ 5
Tujuan
Pemberdayaan................................................................................. 5
Proses
Pemberdayaan.................................................................................. 6
Inovasi Metode
SRI.................................................................................... 7
BAB III.
METODOLOGI...................................................................................... 9
Waktu
Pelaksanaan...................................................................................... 9
Pelaksanaan
Fieldtrip................................................................................... 9
Diagram
Alir................................................................................................ 9
BAB IV.HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................................11
Perumusan
Ide............................................................................................ 11
Perumusan Latar
Belakang......................................................................... 11
Perumusan
Tujuan...................................................................................... 12
Perumusan
Keluaran................................................................................... 13
Perumusan Metode
Pelaksanaan................................................................. 15
Perkiraan
Biaya........................................................................................... 16
Jadwal
Kegiatan.......................................................................................... 17
Penutup........................................................................................................ 17
BAB V.PENUTUP.............................................................................................. 18
Kesimpulan...............................................................................................
18
Saran......................................................................................................... 18
DAFTAR
PUSTAKA.......................................................................................... 19
DOKUMENTASI................................................................................................ 21
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia memiliki persoalan
kemiskinan dan pengangguran. Kemiskinan di Indonesia dapat dilihat dari tiga
pendekatan yaitu kemiskinan alamiah, kemiskinan struktural, dan kesenjangan
antar wilayah. Persoalan pengangguran lebih dipicu oleh rendahnya kesempatan
dan peluang kerja bagi angkatan kerja di perdesaan. Upaya untuk
menanggulanginya harus menggunakan pendekatan multi disiplin yang berdimensi
pemberdayaan. Pemberdayaan yang tepat harus memadukan aspek-aspek penyadaran,
peningkatan kapasitas, dan pendayagunaan.
Pemberdayaan masyarakat
sebagai sebuah strategi pembangunan sekarang sudah banyak diterima, bahkan
telah berkembang berbagai pemikiran dan literatur tentang hal tersebut.
meskipun dalam kenyataannya strategi ini masih belum maksimal di aplikasikan.
disamping itu banyak pemikir dan praktisi belum memahami dan meyakini bahwa
partisipatif dapat digunakan sebagai alternatif dalam memecahkan persoalan
pembangunan yang dihadapi.
Kegiatan fieltrip PMDA ini
dapat dikatakan merupakan langkah awal yang biasa dilakukan oleh seorang
fasilitator dalam perencaan progam pemberdayaan . Kegiatan filtrip ini
bertujuan untuk mengetahui kondisi atau keadaan potensi sumber daya alam maupun
keadaan social masyarakat atau kondisi sumberdaya manusia yang berkembang di
dalam suatu wilayah. Pengumpulan data yang diperoleh dari hasil wawancara
kemudian di analisis dan di identifikasi masalah-masalah apa saja yang dihadapi
oleh masyarakat.Selain itu sehingga
seorang fasilitaor juga akan mampu
mengetahui potensi alam dan potensi ekonomi dari wilayah yang akan di
perdayakan dan mampu menganalisis bentuk strategi pemberdayaan yang sesui
dengan peluang,potensi dan keadaan sosil masyarakat.
1.2 Tujuan
·
Untuk mengetahui kondisi keadaan social masyarkata di Desa Klampok
·
Untuk mengetahui potensi alam yang berada di Desa Klampok
·
Untuk mengetahui bentuk strategi pemberdaayan yang akan
dilakukan di Desa Klampok
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Pemberdayaan
Para
ilmuwan sosial dalam memberikan pengertian pemberdayaan mempunyai rumusan yang
berbeda-beda dalam berbagai konteks dan bidang kajian, hal tersebut dikarenakan
belum ada definisi yang tegas mengenai konsep pemberdayaan.
Robinson
(1994) menjelaskan bahwa pemberdayaan adalah suatu proses pribadi dan sosial;
suatu pembebasan kemampuan pribadi, kompetensi, kreatifitas dan kebebasan
bertindak. Sedangkan Ife (1995) mengemukakan bahwa pemberdayaan mengacu pada
kata “empowerment,” yang berarti memberi daya, memberi ”power” (kuasa),
kekuatan, kepada pihak yang kurang berdaya.
Payne
(1997) menjelaskan bahwa pemberdayaan pada hakekatnya bertujuan untuk membantu
klien mendapatkan daya, kekuatan dan kemampuan untuk mengambil keputusan dan
tindakan yang akan dilakukan dan berhubungan dengan diri klien tersebut,
termasuk mengurangi kendala pribadi dan sosial dalam melakukan tindakan.
Orang-orang yang telah mencapai tujuan kolektif diberdayakan melalui
kemandiriannya, bahkan merupakan “keharusan” untuk lebih diberdayakan melalui
usaha mereka sendiri dan akumulasi pengetahuan, ketrampilan serta sumber
lainnya dalam rangka mencapai tujuan tanpa tergantung pada pertolongan dari
hubungan eksternal
2.2 Tujuan Pemberdayaan
Sulistiyani (2004) menjelaskan bahwa tujuan yang ingin dicapai dari pemberdayaan
masyarakat adalah untuk membentuk individu dan masyarakat menjadi mandiri.
Kemandirian tersebut meliputi kemandirian berpikir, bertindak dan mengendalikan
apa yang mereka lakukan. Kemandirian masyarakat merupakan suatu kondisi yang
dialami oleh masyarakat yang ditandai dengan kemampuan memikirkan, memutuskan
sertamelakukan sesuatu yang dipandang tepat demi mencapai pemecahan masalah
yang dihadapi dengan mempergunakan daya atau kemampuan yang dimiliki.
2.3 Proses Pemberdayaan
Pranarka & Vidhyandika (1996) menjelaskan bahwa ”proses pemberdayaan
mengandung dua kecenderungan. Pertama, proses pemberdayaan yang mene-kankan
pada proses memberikan atau mengalihkan sebagian kekuatan, kekuasaan atau
kemampuan kepada masyarakat agar individu lebih berdaya.
Kecenderungan pertama tersebut dapat disebut sebagai kecenderungan primer
dari makna pemberdayaan. Sedangkan kecenderungan kedua atau
kecenderungansekunder menekankan pada proses menstimulasi, mendorong atau
memotivasi individu agar mempunyai kemampuan atau keberdayaan untuk menentukan
apayang menjadi pilihan hidupnya melalui proses dialog”.
Sumardjo (1999) menyebutkan
ciri-ciri warga masyarakat berdaya yaitu:
1.
Mampu memahami diri dan potensinya,mampu merencanakan
(mengantisipasi kondisi perubahan ke depan)
2.
Mampu mengarahkan dirinya sendiri
3.
Memiliki kekuatan untuk berunding
4.
Memiliki bargaining power yang memadai dalam melakukan
kerjasama yang saling menguntungkan, dan
5.
Bertanggungjawab atas tindakannya.
Slamet
(2003) menjelaskan lebih rinci bahwa yang dimaksud denganmasyarakat berdaya
adalah masyarakat yang tahu, mengerti, faham termotivasi,berkesempatan,
memanfaatkan peluang, berenergi, mampu bekerjasama, tahu berbagai alternative,
mampu mengambil keputusan, berani mengambil resiko, mampu mencari dan menangkap
informasi dan mampu bertindak sesuai dengansituasi. Proses pemberdayaan yang
melahirkan masyarakat yang memiliki sifat seperti yang diharapkan harus
dilakukan secara berkesinambungan dengan mengoptimalkan partisipasi masyarakat
secara bertanggungjawab.
2.4 Inovasi Metode System of Rice Intensification (SRI)
System of Rice Intensification (SRI) adalah teknik budidaya tanaman padi
yang mampu meningkatkan produktivitas padi dengan cara mengubah pengelolaan
tanaman, tanah, air dan unsur hara, terbukti telah berhasil meningkatkan
produktivitas padi sebesar 50% bahkan dibeberapa tempat mencapai lebih dari
100% (Mutakin, 2007).
Metode ini pertama kali ditemukan secara tidak sengaja di Madagaskar
antara tahun 1983-1984 oleh seorang pastor Jesuit asal Prancis bernama Fr.
Henri de Laulanie, SJ yang lebih dari 30 tahun hidup bersama petani-petani
disana. SRI lahir karena adanya kepedulian terhadap minimnya
produktifitas pertanian para petani di Madagaskar.
Hasil metode SRI sangat memuaskan. Di Madagaskar pada beberapa
tanah tak subur yang produksi normalnya 2 ton/ha, petani yang menggunakan SRI
memperoleh hasil panen lebih dari 8 ton/ha, beberapa petani memperoleh 10-15
ton/ha, bahkan ada yang mencapai 20 ton/ha (Mutakin, 2005). Metode SRI
minimal menghasilkan panen dua kali lipat dibandingkan metode yang biasa
dipakai petani.
Usahatani padi sawah organik metode SRI adalah usaha tani padi sawah
irigasi secara intensif dan efisien dalam pengelolaan tanah, tanaman dan air
yang berbasis kaidah ramah lingkungan (Deptan,2009). Dengan meningkatnya harga
pupuk dan pestisida kimia serta semakin rusaknya lingkungan sumber daya akibat
penggunaan pupuk yang terus menerus dan pemakaian bahan kimia, telah mendorong
petani di beberapa tempat mempraktekkan metode System Of Rice Intensification
(SRI).
BAB III
METODOLOGI
3.1 Waktu Pelaksanaan
Tempat :Dukuh Klampok, Desa
Klampok RT 02 RW 03 Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang
Waktu : Minggu, 30 Desember 2013
3.2 Pelaksanaan Fieldtrip
Pada kegiatan fieldtrip kali
ini kami melakukan wawancara di desa Klampok, kecamatan Singosari. Disini kami
berkunjung ke rumah seorang petani untuk melakukan wawancara kepada petani
tersebut. kami menanyakan pertanyaan yang terdapat di kuisoner untuk ditanyakan
kepada petani tersebut.
3.3 Diagram Alir
Datang/berkunjung ke rumah petani
|
Melakukan wawancara kepada petani
|
Meminta ijin kepada petani untuk melakukan
wawancara
|
Menemui Ketua RT/RW setempat
|
Menganalisis hasil wawancara
|
Penjelasan
:
Pada fieldtrip kali ini, hal pertama yang kami lakukan adalah melakukan
persiapan terlebih dahulu. Kemudian kami datang ke salah satu desa yang ada di
kecamatan Singosari yaitu desa Klampok. Kemudian kami menemui ketua RT
setempat. Lalu ketua RT memberikan ijin kepada kami untuk mengunjungi rumah
petani yang ada di desa tersebut. lalu, kami mengunjungi salah seorang petani
yang bernama ibu Rusmini. Setelah itu, kami meminta ijin kepada beliau untuk
melakukan wawancara.
Setelah beliau memperbolehkan kami melakukan wawancara, kami lalu melakukan
wawancara kepada beliau dengan menanyakan pertanyaan yang ada di kuisoner
kepada petani tersebut. lalu kami melakukan dokumentasi. Setelah selesai
melakukan wawancara kami berpamitan pulang kepada beliau. Selesai melakukan
kunjungan tersebut, kami menganalisis hasil wawancara yang telah kami lakukan.
Dan kemudian kami membuat laporan akhir dari fieldtrip tersebut.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
PERUMUSAN
IDE
Seperti yang kita ketahui saat ini,
bahwasannya produktivitas khususnya komoditas padi yang dihasilkan rendah.
Sehingga pendapatan yang diperoleh petani juga rendah. Pendapatan yang
diperoleh petani juga tidak diimbangi dengan apa yang dikeluarkan oleh petani.
Biaya input produksi yang dikeluarkan oeh petani yang tinggi, membuat petani
tersebut memperoleh pendapatan yang rendah dan tidak berbanding lurus dengan
apa yang di
keluarkan oleh petani. Dari
permasalahan inilah, kami ingin membantu petani dalam menyelesaikan masalah
tersebut.
Kami akan memperkenalkan budidaya
padi yang menggunakan metode SRI pada budidayanya. Metode SRI ini bertujuan
untuk meningkatkan produktivitas padi, dengan penggunaan input produksi yang
rendah. Sehingga dengan metode ini dapat membantu petani untuk meningkatkan
pendapatan mereka.
Hal yang akan kami lakukan pada
program pemberdayaan ini, kami akan mengumpulkan petani padi yang ingin melakukan
program tersebut, kemudian kami akan memberikan informasi, pelatihan atau
pembelajaran bagaimana program ini dapat diterapkan pada budidaya mereka. Serta
kami juga akan memberikan pendampingan kepda petani tersebut dalam menerapkan
metode SRI tersebut.
B.
PERUMUSAN LATAR BELAKANG
Dari hasil wawancara yang kami
lakukan di Desa klampok tersebut, menurut petani yang kami wawancarai tersebut,
belum terdapat program yang dilakukan di desa tersebut. hal ini membuat kami
ingin membuat program pemberdayaan di desa tersebut, sehingga nantinya dapat
bermanfaat bagi masyarakat sekitar. Dari permasalahan yang terjadi didesa
tersebut, bahwasanya sebagian besar petani yang terdapat didesa tersebut
merupakan petani padi. Menurutnya, beliau mengeluhkan dengan produktivitas yang
didapat pada budidaya padi tergolong rendah, serta biaya yang harus dikeluarkan
oleh petani juga tinggi. Sehinga melalui permasalahan tersebut kami
berinisiatif untuk membuat program pemberdayaan SRI (System Of Rice Intensification) kepada masyarakat petani tersebut
sebagai alternatif sistem budidaya yang mampu membantu meningkatkan produksi
padi dengan meminimalkan input produksi. Melalui program tersebut, kami
memberikan pelatihan kepada petani tentang bagaimana melakukan budidaya padi
dengan produktivitas yang tinggi tetapi dengan input produksi yang rendah.
C.
PERUMUSAN
TUJUAN
1.
Memberikan pandangan pada petani bahwa Tanaman padi yang
ditanam oleh mereka masih mempunyai potensi besar untuk menghasilkan produksi
yang lebih dalam taraf tinggi.
2.
Memperkenalkan progam SRI (System Of Rice
Intensification) kepada masyarakat tani sebagai alternative system budidaya
yang mampu membantu meningkatkan produksi padi dengan meminimalkan input produksi.
3.
Memberikan informasi pada petani bahwa dengan (System
Of Rice Intensification) dapat menciptakan pertanian ramah lingkungan, akan
sangat mendukung terhadap pemulihan kesehatan tanah dan kesehatan pengguna
produknya
D.
PERUMUSAN
KELUARAN
1.
Memulihkan Kesuburan tanah untuk menjaga keseimbangan ekologi
Budidaya
Padi Metode SRI ini sangat memperhatikan betul masalah kesuburan tanah. Oleh
kerena itu kami mencanangkan petani di Desa
Klampok agar
berusaha meninggalkan pemakaian pupuk kimia sintetis dan pestisida
sintetis. Untuk mengembalikan kesuburan tanah, kami menggunakan pupuk
kompos buatan sendiri dan pestisida nabati racikan sendiri.
2.
Membentuk petani mandiri
Dikatakan
mandiri karena diharapkan petani mampu berupaya memenuhi kebutuhan saprodi
tanpa harus membeli mahal-mahal buatan pabrik. Kompos yang bisa buat sendiri,
pestisida pun kami bisa meracik sendiri, benih tidak harus membeli. Selain itu
juga diharapkan para petani pengembang SRI selalu tukar pengalaman mengenai
penanganan hamasecara alami, mengenai racikan pupuk kompos yang bagus,
mengenai racikan pestisida nabati.
3.
Menghasilkan produksi beras yang sehat Rendemennya tinggi,
tidak mengandung residu kimia
Beras
hasil budidaya metode SRI jelas berbeda dibandingkan dengan beras hasil metode
konvensional. Beras hasil budidaya metode SRI selain mempunyai rendemen yang
lebih tinggi, juga tidak ada kandungan residu kimia. Hal ini telah dibuktikan
oleh hasil pengujian laboratorium Deptan
Balitbang Pertanian pada padi dengan system SRI dimana dalam kandungan beras
tidak terdeteksi adanya residu Pestisida seperti Organoklorin.
4.
Mewariskan tanah yang sehat pada generasi mendatang
Keluaran
terakhir dari progam pengenalan system budodaya SRI ini adalah bagaimana kita
bisa mewariskan tanah air yang sehat kepada generasi mendatang. Jika alam
pertanian tetap dibiarkan seperti kondisi sekarang,maka dampak negatihnya nya
akan di wariskan terhadap anak cucu kita kelak.Dengan budidaya padi metode SRI
setidaknya kita telah berusaha untuk mengembalikan kesuburan tanah yang telah
kita rusak sebelumnya.
E.
PERUMUSAN
METODE PELAKSANAAN
Memperkenalan
Budidaya Padi S.R.I. kepada petani melalui pembuatan petak percontohan (demonstration) plot
|
Melibatkan Ketua
kelompok Tani dan petani maju secara langsung dalam kegiatan demonstration
plot
|
Memberikan
pelatihan langsung kepada petani terpilih
|
Melakukan pemetaan pada kawasan yang akan
digunakan
|
Program bimbingan atau pendampingan kepada
petani yang sudah mengikuti pelatihan dan menerapkan program
|
Melakukan pemantauan kepada petani peserta
secara berkala
|
Mengadakan diskusi dan evaluasi diantara
petani pelaksana Budidaya SRI dengan melibatkan masyarakat umum
|
F.
PERKIRAAN BIAYA
No.
|
Identifikasi
Kegiatan
|
Pelaksanaan
(Kali)
|
Jumlah
|
Harga (Rp)
|
Sub Total (Rp)
|
Total
(Rp)
|
A
|
Persiapan
|
|
|
|
|
400.000
|
1
|
Pertemuan tim
|
2
|
5 orang
|
10.000
|
100.000
|
2
|
Audiensi dengan pemerintah desa
|
2
|
5 orang
|
30.000
|
300.000
|
B
|
Sosialisasi Program
|
|
|
|
|
4.575.000
|
1
|
Konsumsi
|
3
|
100 orang
|
10.000
|
3.000.000
|
2
|
Penggandaan Makalah
|
3
|
75 bendel
|
3.000
|
675.000
|
3
|
Transport Narasumber
|
3
|
3 orang
|
100.000
|
900.000
|
C
|
Pemetaan
|
|
|
|
|
350.000
|
1
|
Transek keliling kecamatan
|
1
|
10 orang
|
20.000
|
200.000
|
2
|
Penentuan baseline
|
1
|
10 orang
|
15.000
|
150.000
|
D
|
Penguatan
|
|
|
|
|
21.000.000
|
1
|
Pelatihan SRI
|
3
|
|
1.500.000
|
4.500.000
|
2
|
Pengadaan Saprodi
|
3
|
|
5.000.000
|
15.000.000
|
3
|
FGD (Focus Group Discusion)
|
3
|
|
500.000
|
1.500.000
|
E
|
Evaluasi Bersama dan Rencana tindak lanjut
|
3
|
|
2.000.000
|
6.000.000
|
6.000.000
|
F
|
Total Kebutuhan
|
Rp 32.325.000
|
-
Rekapitulasi anggaran Pemberdayaan
Total biaya yang harus dikeluarkan dalam program
pemberdayaan ini adalah Rp. 32.325.000,00.
G.
JADWAL KEGIATAN
-
Tahap Pertama
Uraian Kegiatan
|
Bulan 1
|
Bulan 2
|
Bulan 3
|
Bulan 4
|
Bulan 5
|
Bulan 6
|
Bulan 7
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
Persiapan (ijin dan pengumpulan data sekunder)
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Sosialisasi dan Perencanaan program
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Observasi Lapang- pemetaan kawasan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Pelatihan Program SRI (Penerapan program)
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FGD
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Evaluasi
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
H.
Penutup
Dengan adanya Progam Pengenalan Metode SRI ini diharapkan
mendorong masyarakat petani dalam peralihan dari sistem konvensional menuju
sistem pertanian organik terintegrasi memerlukan upaya yang tidak mudah dan
tidak sebentar atau harus secara bertahap.
Meskipun terdengar sangat ideal, metode SRI pun tidak lepas
dari tantangannya. Kelemahan SRI antara lain akan perlu waktu untuk merubah
cara pandang petani beralih dari budidaya konvensional ke SRI.Oleh karena
itu jalan untuk mengembangkan metode SRI
di Indonesia ini masih panjang prosesnya. Perlu terus dilakukan pengembangan,
studi dan penelitian, sosialisasi dan pendampingan untuk para petani, baik
dalam budidayanya maupun pemasarannya.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil fieldtrip yang dilakukan
didesa Klampok, hasil dari analisis wawancara yang telah dilakukan diperoleh
bahwa didesa tersebut belum terdapat program pemberdayaan. Dari analisis
permasalahan yang kami peroleh, bahwa sebagian besar petani didesa tersebut
merupakan petani padi. Permasalahan yang terjadi adalah produktivitas padi yang
diperoleh rendah, sedangkan biaya input produksi tinggi. Dari sinilah yang
membuat kami ingin membuat suatu program pemberdayaan kepada petani agar
pendapatan dari usahatani padi ini tinggi. Program pemberdayaan ini menggunakan
budidaya metode SRI (System Of Rice
Intensification).
Diharapkan dari program pemberdayaan
tersebut mampu membantu meningkatkan produksi padi dengan meminimalkan input
produksi. Melalui program tersebut, kami memberikan pelatihan kepada petani
tentang bagaimana melakukan budidaya padi dengan produktivitas yang tinggi
tetapi dengan input produksi yang rendah. Sehingga melalui program ini
pendapatan petani meningkat.
5.2 Saran
Diharapkan ada peran pemerintah
dalam pelaksanaan program tersebut. Sehingga pada pelaksanaan program
pemberdayaan tersebut bisa berjalan dengan maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous. 2012. Budidaya SRI. http:// pospenyuluhan.blogspot.com/2012/04/ budidaya-padi-sistem-sri.html. diakses pada tanggal 2 Januari 2014
Departemen Pertanian, 2009. Pedoman Teknis Dampak Pengembangan
System ofRice Intensification (SRI) Direktorat Jenderal Pengelolaan Lahan
dan Air (PLA) Jakarta.
Ife, J.W. 1995. Community Development: Creating Community Alternatives,
Vision, Analysis and Practice: Longman. Australia.
Mutakin, J. 2005. Kehilangan Hasl Padi Sawah Akibat Kompetisi Gulma
Pada Kondisi SRI (System of Rice Intensification). Tesis. Pasca
sarjana, Bandung.
Mutakin, J. 2007 Budidaya dan Keunggulan Padi Organik Metode SRI (System
of RiceIntensification).Garut.
Payne, M. 1997. Social Work and Community Care. London: McMillan.
Pranaka dan Vidhyandika. 1996. Pemberdayaan (Empowerment). Jakarta:
Centre of Strategic and International Studies (CSIS).
Robinson, J.R. 1994. Community Development in Perspective. Ames: Iowa
State University Press.
Slamet, M. 2003. Pemberdayaan Masyarakat. Dalam Membetuk Pola Perilaku
Manusia Pembangunan. Disunting oleh Ida Yustina dan Adjat Sudradjat. Bogor: IPB
Press.
Sulistiyani, A.T. 2004. Kemitraan dan Model-Model Pemberdayaan.
Yogyakarta: Gaya Media.
Sumardjo. 1999. ”Transformasi Model Penyuluhan Pertanian Menuju
Pengembangan Kemandirian Petani: Kasus di Propinsi Jawa Barat”. Disertasi
Doktor. Bogor: Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.