Senin, 07 Oktober 2013
Sendang Biru 's Story
Sebelum berangakt juga pake ada acara sesi tunggu menunggu antar personil rombongan segala..
Pertania Berlanjut : GIS (Geographic Information System)
1 ini bukan hasil garapan saya..cuma post ulang dari sebuah link biar bisa berbagi....... Kalau mau copas jangan lupan cantumkan daftar pustaka sesuai yg ada di artikel ini . Trimaksih
Contoh
Aplikasi GIS untuk Kegiatan :
·
Pemantauan Produksi di Bidang Pertanian
Modeling
produksi tanaman merupakan salah satu contoh aplikasi SIG di bidang pertanian .
Permodelan dengan menggunakan SIG menawarkan suatu mekanisme yang
mengintegrasikan berbagai jenis data (biofisik) yang dikembangkan atau
digunakan dalam penelitian pertanian. Monitoring kondisi tanaman pertanian
sepanjang musim tanaman serta prediksi potensi hasil panen berperan penting
dalam menganalisis produksi musiman. Informasi hasil panen yang akurat dan
terkini sangat dibutuhkan oleh departemen pertanian berbagai negara
·
Penilaian Resiko Usahatani
Dalam
teknologi pangan, GIS dapat digunakan untuk memetakan keberadaan tanaman
pangan. Aplikasi GIS yang digunakan dalam teknologi pangan diantaranya adalah
foodtrace dan quality trace. Aplikasi ini telah dikembangkan oleh THailand.
Dengan aplikasi ini kita dapat memperoleh informasi mengenai bahan baku suatu
produk baik itu dari segi mutu dan asal bahan baku. Di Thailand, salah satu
perusahaan pengalengan jagung menggunakan aplikasi ini untuk mencantumkan
informasi bahan baku dan ada kode-kode yang dapat dicek oleh konsumen untuk
mengetahui asal bahan baku. Selain itu, GIS juga dapat dipergunakan untuk
memetakan ketahanan pangan suatu wilayah berdasarkan data-data yang dimasukkan
dalam GIS.
·
Pengendalian Hama Penyakit
Contohnya adalah pemetaan penyebaran penyakit di beberapa wilayah baik
itu penyakit lama atau merupakan penyakit baru sehingga dengan pemanfaatan GIS
dapat dilakukan pencegahan. Dalam bidang Hama dan Penyakit Tumbuhan, penerapan
GIS dilakukan untuk melaksanakan pengendalian secara dini yang bersifat
kewilayahan. Dengan pemenfaatan GIS serangan akan adanya penyakit dapat lebih
diantisipasi.
·
Pemantauan Budidaya Pertanian
Sebagai contoh dengan penggunaan aplikasi GIS kita dapat
mengetahui keadaan tanaman, parameter tanah, informasi mengenai lingkungan
tumbuh di lapang, mendeteksi pertumbuhan tanaman, kadar air tanah dan tanaman,
hama dan penyakit tanaman, pemetaan sumber daya, irigasi, mengetahui kebutuhan
pupuk, menentukan posisi lahan, monitoring lingkungan, dan lain sebagainya. GIS
juga dapat digunakan untuk membuat peta persebaran tanaman pangan dalam suatu
wilayah, peta persebaran komoditi hortikultura, jenis tanah, dan lain
sebagainya
·
Presisi Pertanian
Pertanian Presisi (precision farming/PF) merupakan
informasi dan teknologi pada sistem pengelolaan pertanian untuk
mengidentifikasi, menganalisa, dan mengelola informasi keragaman spasial dan
temporal di dalam lahan untuk mendapatkan keuntungan optimum, berkelanjutan,
dan menjaga lingkungan. Tujuan dari PF adalah mencocokkan aplikasi
sumber daya dan kegiatan budidaya pertanian dengan kondisi tanah dan keperluan
tanaman berdasarkan karakteristik spesifik lokasi di dalam lahan.
Pada saat ini banyak produsen tanaman menerapkan site-specific
crop management (SSCM). Pemantauan hasil secara elektronis (electronic
yield monitoring) seringkali menjadi tahap pertama dalam mengembangkan SSCM
atau program PF. Data hasil tanaman yang presisi dapat digabungkan
dengan data tanah dan lingkungan untuk memulai pelaksanaan pengembangan sistem
pengelolaan tanaman secara presisi (precision crop management system). PF
diprediksi pada geo-referencing, yaitu penandaan koordinat geografi
untuk titik-titik pada permukaan bumi.
Dengan global postioning system (GPS)
dimungkinkan menandai koordinat geografi untuk beberapa objek atau titik dalam
5 cm, walaupun keakuratan dari aplikasi pertanian kisaran umumnya adalah 1
sampai 3 meter. GPS adalah sistem navigasi berdasarkan satelit yang
dibuat dan dioperasikan oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat. GPS telah
terbukti menjadi pilihan dalam postioning system untuk PF. Metode
untuk meningkatkan keakuratan pengukuran posisi disebut koreksi diferensial
atau DGPS (differential global postiong system). Perangkat keras
yang diperlukan adalah GPS receiver, differential correction signal
receiver, GPS antenna, differential correction antenna, dan computer/monitor
interface.
·
Pengelolaan
Sumberdaya Air
Rice Irrigation Management System (RIMS) di Tanjung
Karang, Malaysia Sistem ini
dikembangkan oleh Eltaeb Saeed, Rowshon, M.K., Amin, M.S.M. Tujuan pembangunan
RIMS yang didukung teknologi GIS (Geographic Information System) adalah untuk
melakukan efisiensi penggunaan air dan meningkatkan produktifitas lahan
pertanian. Teknologi GIS berfungsi untuk menyimpan data ke dalam basis data
komputer
sehingga memungkinkan untuk melakukan analisa wilayah geografi dalam hal ini wilayah
yang dilalui saluran irigasi.
Kemampuan sistem RIMS yang menggunakan teknologi GIS dapat
mengembangkan manajemen air dengan baik. Sistem RIMS diterapkan di wilayah
irigasi Tanjung Karang, Malaysia.
·
Kajian
Biodiversitas Bentang Lahan untuk Kegiaan Pertanian Berlanjut
Dalam aspek konservasi hutan dan keragaman hayati, menentukan
area prioritas dan hotspot dari keragaman hayati adalah hal paling mendasar.
Aplikasi SIG untuk ini, baik di negara maju maupun di negara berkembang, sudah
cukup banyak. Hutan tropis mempunyai peranan yang signifikan dalam perubahan
iklim global. SIG merupakan alat yang sangat berguna dalam penelitian perubahan
iklim, yaitu dalam hal pengorganisasian data, dalam bentuk basisdata global,
dan kemampuan analisa spasial untuk pemodelan.
Aplikasi SIG untuk penelitian perubahan iklim berkembang
pesat, tetapi untuk negara berkembang masih sangat terbatas. Basisdata spasial
akan semakin penting dalam hal mendukung pengambilan keputusan yang berkaitan
dengan pengelolaan hutan. Beberapa basisdata global yang mencakup area hutan
tropis sudah tersedia, yaitu meliputi basisdata topografi, hutan tropis basah,
iklim global, perubahan iklim global, citra satelit, konservasi dan tanah.
2.
Penjelasan
aplikasi terkait dengan dimana kegiatan tersebut dilakukan pada system
pertanian yang bagaimana penerapan GIS tersebut dilakukan, macam data spatial apa saja yang dibutuhkan dalam menyusun contoh
tersebut, bagaimana manfaat penerapan GIS tersebut dalam menjalankan sistem
pertanian !!
·
Konsep SIG
Sumber data untuk keperluan SIG dapat berasal dari data
citra, data lapangan, survey kelautan, peta, sosial ekonomi, dan GPS.
Selanjutnya diolah di laboratorium atau studio SIG dengan software tertentu
sesuai dengan kebutuhannya untuk menghasilkan produk berupa informasi yang
berguna, bisa berupa peta konvensional, maupun peta digital sesuai keperluan
user, maka harus ada input kebutuhan yang diinginkan user.
·
Komponen
SIG
Komponen utama Sistem Informasi Geografis dapat dibagi
ke dalam lima komponen utama, yaitu:
o Perangkat keras
(Hardware)
o Perangkat lunak
(Software)
o Pemakai (User)
o Data
o Metode
Untuk mendukung suatu Sistem Informasi Geografis, pada prinsipnya
terdapat dua jenis data, yaitu:
a)
Data Spasial
Data yang berkaitan
dengan aspek keruangan dan merupakan data yang menyajikan lokasi geografis atau
gambaran nyata suatu wilayah di permukaan bumi. Umumnya direpresentasikan
berupa grafik, peta, atau pun gambar dengan format digital dan disimpan dalam
bentuk koordinat x,y (vektor) atau dalam bentuk image (raster) yang memiliki
nilai tertentu.
b)
Data Non Spasial
Data
non-spasial disebut juga data atribut, yaitu data yang menerangkan keadaan atau
informasi-informasi dari suatu objek (lokasi dan posisi) yang ditunjukkan oleh
data spasial. Salah satu komponen utama dari Sistem Informasi Geografis adalah
perangkat lunak (software). Dalam pendesainan peta digunakan salah satu
software SIG yaitu MapInfo Profesional 8.0.
MapInfo
merupakan sebuah perengkat lunak Sistem Informasi Geografis dan pemetaan yang
dikembangkan oleh MapInfo Co. Perangkat lunak ini berfungsi sebagai alat yang
dapat membantu dalam memvisualisasikan, mengeksplorasi, menjawab query, dan
menganalisis data secara geografis.
·
Pemanfaatan Aplikasi GIS di Bidang Pertanian
Dalam
dunia yang serba digital sekarang ini, ditambah lagi teknologi yang terus
berkembang, penerapan aplikasi teknologi dalam berbagai bidang pun terus
dilakukan, tidak terkecuali dalam sektor pertanian, sektor perekonomian utama
di Indonesia mengingat sebagian besar penduduknya menggantungkan hidup dalam
dunia pertanian.
Salah satu contohnya adalah aplikasi GIS atau
Geographical Information System, dan jika diterjemahkan secara bebas ke bahasa
Indonesia, kita bisa menyebutnya SIG atau Sistem Informasi Geografi. SIG adalah
suatu sistem informasi yang dirancang untuk bekerja dengan data yang
bereferensi spasial atau berkoordinat geografi atau dengan kata lain suatu SIG
adalah suatu sistem basis data dengan kemampuan khusus untuk menangani data
yang bereferensi keruangan (spasial) bersamaan dengan seperangkat operasi
kerja.
GIS ini sudah banyak membantu para ahli dalam
mengumpulkan data secara cepat. Misalnya dalam mengetahui seberapa besar
kerusakan yang diakibatkan tsunami di Aceh beberapa tahun yang lalu. Pencitraan
jarak jauh lewat satelit dapat memberitakan secara cepat perbedaan ujung utara
pulau Sumatera itu sebelum dan sesudah terjadinya tsunami.
Secara garis besar, yang dapat dilakukan GIS dalam
bidang pertanian adalah mencakup inventarisasi, manajemen, dan kesesuaian lahan
untuk pertanian, perkebunan, perikanan, kehutanan, perencanaan tata guna lahan,
dan sebagainya. Yang dapat dibantu GIS untuk dunia pertanian adalah:
a)
Mengelola Produksi Tanaman
GIS dapat digunakan untuk membantu mengelola sumber daya pertanian dan
perkebunan seperti luas kawasan untuk tanaman, pepohonan, atau saluran air.
Kita dapat menggunakan GIS untuk menetapkan masa panen, mengembangkan sistem
rotasi tanam, dan melakukan perhitungan secara tahunan terhadap kerusakan tanah
yang terjadi karena perbedaan pembibitan, penanaman, atau teknik yang digunakan
dalam masa panen.
b)
Mengelola Sistem Irigasi
Kita dapat
menggunakan GIS untuk membantu memantau dan mengendalikan irigasi dari
tanah-tanah pertanian. GIS dapat membantu memantau kapasitas sistem, katup-katup,
efisiensi, serta distribusi menyeluruh dari air di dalam sistem.
c)
Perencanaan
dan riwayat sumber daya kehutanan
Perencanaan dan riwayat manajemen pertanahan serta integrasinya dengan
sistem hukum dan integrasinya dengan manajemen basis data relasional
sistem-sistem. ArcView, aplikasi untuk GIS penggunaan GIS ini biasanya dengan
aplikasi tertentu. Yang paling umum dipakai adalah ArcView.
Walaupun saat ini penggunaan GIS dalam bidang pertanian belum umum
dipakai, karena seringnya GIS diapakai untuk melihat kerusakan lahan akibat
bencana alam, tapi bukanya tidak mungkin penerapan GIS dalam dunia pertanian
akan makin sering dipakai. Sistem GIS ini bukan semata-mata software atau
aplikasi komputer, namun merupakan keseluruhan dari pekerjaan managemen
pengelolaan lahan pertanian, pemetaan lahan, pencatatan kegiatan harian di
kebun menjadi database, perencanaan system dan lain-lain. Sehingga bisa
dikatakan merupakan perencanaan ulang pengelolaan pertanian menjadi sistem yang
terintegrasi.
3.
Uraian
bagaimana peluang masing-masing contoh tersebut diterapkan di salah satu sistem
pertanian di Indonesia menuju penerapan pertanian berlanjut. !!
Teknologi
Informasi Komunikasi merupakan faktor yang sangat penting dalam mendukung
peningkatan kualitas sumber daya manusia dan pelayanan pemerintah kepada
masyarakat. Teknologi informasi mempunyai tiga peranan pokok:
a.
Instrumen dalam mengoptimalkan proses
pembangunan, yaitu dengan memberikan dukungan terhadap manajemen dan pelayanan
kepada masyarakat.
b.
Produk dan jasa teknologi informasi merupakan
komoditas yang mampu memberikan peningkatan pendapatan baik bagi perorangan,
dunia usaha dan bahkan negara dalam bentuk devisa hasil eksport jasa dan produk
industry telematika.
c.
Teknologi informasi bisa menjadi perekat
persatuan dan kesatuan bangsa, melalui pengembangan sistem informasi yang
menghubungkan semua institusi dan area seluruh wilayah nusantara.
Kesadaran
pentingnya Teknologi Komunikasi dan Informasi yang biasanya disebut ICT
(Information and Communication Technologi), bukan hanya monopoli kalangan
pengusaha besar saja tetapi juga bertumbuh di kalangan pengusaha kecil dan
kekuatan-kekuatan masyarakat lain, seperti Koperasi, Kelompok Tani, dan
Masyarakat biasa. ICT diyakini berperan penting dalam pengembangan bisnis, kelembagaan
organisasi, dan juga mampu mendorong percepatan kegiatan ekonomi dan taraf
hidup masyarakat.
Manfaat yang dapat diperoleh melalui
kegiatan aplikasi teknologi informasidan komunikasi khususnya dalam mendukung
pembangunanpertanian berkelanjutan di antaranya adalah:
a) Mendorong terbentuknya jaringan
informasi pertanian di tingkat lokal dan nasional.
b)
Membuka
akses petani terhadap informasi pertanian untuk:
§
Meningkatkanpeluang
potensi peningkatan pendapatan dan cara pencapaiannya
§
Meningkatkan
kemampuan petani dalam meningkatkan posisi tawarnya, serta
§
Meningkatkan
kemampuan petani dalam melakukan diversifikasi usahatanidan merelasikan
komoditas yang diusahakannya dengan input yang tersedia,jumlah produksi yang
diperlukan dan kemampuan pasar menyerap output.
c)
Mendorong
terlaksananya kegiatan pengembangan, pengelolaan danpemanfaatan informasi
pertanian secara langsung maupun tidak langsung untuk mendukung pengembangan
pertanian lahan marjinal.
d)
Memfasilitasi
dokumentasi informasi pertanian di tingkat lokal (indigeneousknowledge) yang
dapat diakses secara lebih luas untuk mendukungpengembangan pertanian lahan
marjinal.
4.
Pembahasan umun dan kesimpulan !!
Pembangunan
pertanian dan perdesaan yang berkelanjutan merupakan isupenting strategis yang
universal diperbincangkan dewasa ini. Dalam menghadapiera globalisasi
pembangunan pertanian berkelanjutan tidak terlepas dari pengaruhpesatnya
perkembangan iptek termasuk perkembangan di bidang teknologiinformasi dan
komunikasi. Integrasi yang efektif antara TIK dalam sektor pertanianakan menuju
pada pertanian berkelanjutan melalui
penyiapan informai pertanian yang tepat waktu relevan, yang dapat memberikan
informasi yang tepat kepadapetani dalam proses pengambilan keputusan
berusahatani untuk meningkatkanproduktivitasnya.
TIK
dapat memperbaiki aksesibilitas petani dengan cepat terhadap informasi pasar,
input produksi, tren konsumen, yang secara positif berdampak pada kualitas dan
kuantitas produksi mereka. Informasi pemasaran,praktek pengelolaan ternak dan
tanaman yang baru, penyakit dan hamatanaman/ternak, ketersediaan transportasi,
informasi peluang pasar dan hargapasar input maupun output pertanian sangat
penting untuk efisiensi produksi secara ekonomi
DAFTAR PUSTAKA
Chairunisa, Ivani. 2013. Peran
Teknologi Iformasi untuk Bidang Pertanian. http://phaniphanol.blogspot.com/2012/06/peran-teknologi-informatika-untuk.html.
diakses tanggal 5 October 2013.
Maruf, Yasin. 2013. Pemanfaatan
Teknologi Pertanian GIS dalam Pemanfaatan Penggunaan Lahan. http://a1l109008.blogspot.com/2012/06/pemanfaatan-teknologi-pertanian-gis.html.
diakses tanggal 5 oktober 2012.
Sari, Indah Purnama. 2013. Pemanfaatan
Aplikasi GIS. http://indahamoyblue.blogspot.com/2012/03/pemanfaatan-aplikasi-gis.html.
diakses tanggal 5October 2012.
Yuhardin. 2005. Pemanfaatan
Teknologi Informasi Bagi Sektor Pertanian. http://www.scriptintermedia.com/view.php?id=26&jenis=ITKnowledge.
Diakses tanggal 5 oktober 2012
Syahputra, Firdaus. 2012. Penggunaan Sistem dan Komputer di Bidang
Teknologi Industri Pertanian. Politeknik Indonesia Venezuela (POLIVEN). Aceh
Besar
Langganan:
Postingan (Atom)