Pages


Selasa, 25 Februari 2014

Laporan Fieltrip PMDA (Progam Pemberdayaan SRI)

LAPORAN FIELDTRIP
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM AGRIBISNIS
“Pemberdayaan Masyarakat Petani Padi Melalui Metode SRI”



  
Disusun Oleh:
Agribisnis B

Farida Umma Maslahah          115040100111015
      Susi Susanti                             115040100111024           
           
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2014

DAFTAR ISI
COVER
DAFTAR ISI...........................................................................................................1
BAB I.PENDAHULUAN...................................................................................... 3
            Latar Belakang............................................................................................. 3
            Tujuan.......................................................................................................... 4
BAB II.TINJAUAN PUSTAKA............................................................................ 5
            Definisi Pemberdayaan................................................................................ 5
Tujuan Pemberdayaan................................................................................. 5
Proses Pemberdayaan.................................................................................. 6
Inovasi Metode SRI.................................................................................... 7
BAB III. METODOLOGI...................................................................................... 9
            Waktu Pelaksanaan...................................................................................... 9
Pelaksanaan Fieldtrip................................................................................... 9
            Diagram Alir................................................................................................ 9
BAB IV.HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................................11
            Perumusan Ide............................................................................................ 11
Perumusan Latar Belakang......................................................................... 11
Perumusan Tujuan...................................................................................... 12
Perumusan Keluaran................................................................................... 13
Perumusan Metode Pelaksanaan................................................................. 15
Perkiraan Biaya........................................................................................... 16
Jadwal Kegiatan.......................................................................................... 17
Penutup........................................................................................................ 17
BAB V.PENUTUP.............................................................................................. 18
Kesimpulan............................................................................................... 18
Saran......................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 19
DOKUMENTASI................................................................................................ 21




BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia memiliki persoalan kemiskinan dan pengangguran. Kemiskinan di Indonesia dapat dilihat dari tiga pendekatan yaitu kemiskinan alamiah, kemiskinan struktural, dan kesenjangan antar wilayah. Persoalan pengangguran lebih dipicu oleh rendahnya kesempatan dan peluang kerja bagi angkatan kerja di perdesaan. Upaya untuk menanggulanginya harus menggunakan pendekatan multi disiplin yang berdimensi pemberdayaan. Pemberdayaan yang tepat harus memadukan aspek-aspek penyadaran, peningkatan kapasitas, dan pendayagunaan.
Pemberdayaan masyarakat sebagai sebuah strategi pembangunan sekarang sudah banyak diterima, bahkan telah berkembang berbagai pemikiran dan literatur tentang hal tersebut. meskipun dalam kenyataannya strategi ini masih belum maksimal di aplikasikan. disamping itu banyak pemikir dan praktisi belum memahami dan meyakini bahwa partisipatif dapat digunakan sebagai alternatif dalam memecahkan persoalan pembangunan yang dihadapi.
Kegiatan fieltrip PMDA ini dapat dikatakan merupakan langkah awal yang biasa dilakukan oleh seorang fasilitator dalam perencaan progam pemberdayaan . Kegiatan filtrip ini bertujuan untuk mengetahui kondisi atau keadaan potensi sumber daya alam maupun keadaan social masyarakat atau kondisi sumberdaya manusia yang berkembang di dalam suatu wilayah. Pengumpulan data yang diperoleh dari hasil wawancara kemudian di analisis dan di identifikasi masalah-masalah apa saja yang dihadapi oleh masyarakat.Selain itu  sehingga seorang fasilitaor juga akan  mampu mengetahui potensi alam dan potensi ekonomi dari wilayah yang akan di perdayakan dan mampu menganalisis bentuk strategi pemberdayaan yang sesui dengan peluang,potensi dan keadaan sosil masyarakat.

1.2 Tujuan
·         Untuk mengetahui kondisi keadaan social masyarkata di Desa Klampok
·         Untuk mengetahui potensi alam yang berada di Desa Klampok
·         Untuk mengetahui bentuk strategi pemberdaayan yang akan dilakukan di Desa Klampok




BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Pemberdayaan
Para ilmuwan sosial dalam memberikan pengertian pemberdayaan mempunyai rumusan yang berbeda-beda dalam berbagai konteks dan bidang kajian, hal tersebut dikarenakan belum ada definisi yang tegas mengenai konsep pemberdayaan. 
Robinson (1994) menjelaskan bahwa pemberdayaan adalah suatu proses pribadi dan sosial; suatu pembebasan kemampuan pribadi, kompetensi, kreatifitas dan kebebasan bertindak. Sedangkan Ife (1995) mengemukakan bahwa pemberdayaan mengacu pada kata “empowerment,” yang berarti memberi daya, memberi ”power” (kuasa), kekuatan, kepada pihak yang kurang berdaya. 
Payne (1997) menjelaskan bahwa pemberdayaan pada hakekatnya bertujuan untuk membantu klien mendapatkan daya, kekuatan dan kemampuan untuk mengambil keputusan dan tindakan yang akan dilakukan dan berhubungan dengan diri klien tersebut, termasuk mengurangi kendala pribadi dan sosial dalam melakukan tindakan. Orang-orang yang telah mencapai tujuan kolektif diberdayakan melalui kemandiriannya, bahkan merupakan “keharusan” untuk lebih diberdayakan melalui usaha mereka sendiri dan akumulasi pengetahuan, ketrampilan serta sumber lainnya dalam rangka mencapai tujuan tanpa tergantung pada pertolongan dari hubungan eksternal
2.2 Tujuan Pemberdayaan
Sulistiyani (2004) menjelaskan bahwa tujuan yang ingin dicapai dari pemberdayaan masyarakat adalah untuk membentuk individu dan masyarakat menjadi mandiri. Kemandirian tersebut meliputi kemandirian berpikir, bertindak dan mengendalikan apa yang mereka lakukan. Kemandirian masyarakat merupakan suatu kondisi yang dialami oleh masyarakat yang ditandai dengan kemampuan memikirkan, memutuskan sertamelakukan sesuatu yang dipandang tepat demi mencapai pemecahan masalah yang dihadapi dengan mempergunakan daya atau kemampuan yang dimiliki.
2.3 Proses Pemberdayaan
Pranarka & Vidhyandika (1996) menjelaskan bahwa ”proses pemberdayaan mengandung dua kecenderungan. Pertama, proses pemberdayaan yang mene-kankan pada proses memberikan atau mengalihkan sebagian kekuatan, kekuasaan atau kemampuan kepada masyarakat agar individu lebih berdaya.
Kecenderungan pertama tersebut dapat disebut sebagai kecenderungan primer dari makna pemberdayaan. Sedangkan kecenderungan kedua atau kecenderungansekunder menekankan pada proses menstimulasi, mendorong atau memotivasi individu agar mempunyai kemampuan atau keberdayaan untuk menentukan apayang menjadi pilihan hidupnya melalui proses dialog”.
Sumardjo (1999) menyebutkan ciri-ciri warga masyarakat berdaya yaitu:  
1.      Mampu memahami diri dan potensinya,mampu merencanakan (mengantisipasi kondisi perubahan ke depan)
2.       Mampu mengarahkan dirinya sendiri
3.      Memiliki kekuatan untuk berunding
4.      Memiliki bargaining power yang memadai dalam melakukan kerjasama yang saling menguntungkan, dan 
5.      Bertanggungjawab atas tindakannya.
Slamet (2003) menjelaskan lebih rinci bahwa yang dimaksud denganmasyarakat berdaya adalah masyarakat yang tahu, mengerti, faham termotivasi,berkesempatan, memanfaatkan peluang, berenergi, mampu bekerjasama, tahu berbagai alternative, mampu mengambil keputusan, berani mengambil resiko, mampu mencari dan menangkap informasi dan mampu bertindak sesuai dengansituasi. Proses pemberdayaan yang melahirkan masyarakat yang memiliki sifat seperti yang diharapkan harus dilakukan secara berkesinambungan dengan mengoptimalkan partisipasi masyarakat secara bertanggungjawab.
2.4 Inovasi Metode System of Rice Intensification (SRI)
System of Rice Intensification (SRI) adalah teknik budidaya tanaman padi yang mampu meningkatkan produktivitas padi dengan cara mengubah pengelolaan tanaman, tanah, air dan unsur hara, terbukti telah berhasil meningkatkan produktivitas padi sebesar 50% bahkan dibeberapa tempat mencapai lebih dari 100%  (Mutakin, 2007).
Metode ini pertama kali ditemukan secara tidak sengaja di Madagaskar antara tahun 1983-1984 oleh seorang pastor Jesuit asal Prancis bernama Fr. Henri de Laulanie, SJ yang lebih dari 30 tahun hidup bersama petani-petani disana.  SRI lahir karena adanya kepedulian terhadap minimnya produktifitas pertanian para petani di Madagaskar.
Hasil metode SRI sangat memuaskan.  Di Madagaskar pada beberapa tanah tak subur yang produksi normalnya 2 ton/ha, petani yang menggunakan SRI memperoleh hasil panen lebih dari 8 ton/ha, beberapa petani memperoleh 10-15 ton/ha, bahkan ada yang mencapai 20 ton/ha (Mutakin, 2005).  Metode SRI minimal menghasilkan panen dua kali lipat dibandingkan metode yang biasa dipakai petani.
Usahatani padi sawah organik metode SRI adalah usaha tani padi sawah irigasi secara intensif dan efisien dalam pengelolaan tanah, tanaman dan air yang berbasis kaidah ramah lingkungan (Deptan,2009). Dengan meningkatnya harga pupuk dan pestisida kimia serta semakin rusaknya lingkungan sumber daya akibat penggunaan pupuk yang terus menerus dan pemakaian bahan kimia, telah mendorong petani di beberapa tempat mempraktekkan metode System Of Rice Intensification (SRI).


BAB III
METODOLOGI
3.1  Waktu Pelaksanaan
Tempat :Dukuh Klampok, Desa Klampok RT 02 RW 03 Kecamatan  Singosari, Kabupaten Malang
Waktu   : Minggu, 30 Desember 2013

3.2  Pelaksanaan Fieldtrip
Pada kegiatan fieldtrip kali ini kami melakukan wawancara di desa Klampok, kecamatan Singosari. Disini kami berkunjung ke rumah seorang petani untuk melakukan wawancara kepada petani tersebut. kami menanyakan pertanyaan yang terdapat di kuisoner untuk ditanyakan kepada petani tersebut.

3.3  Diagram Alir
Persiapan
Datang/berkunjung ke rumah petani
Melakukan wawancara kepada petani
Melakukan Dokumentasi
Meminta ijin kepada petani untuk melakukan wawancara
Menemui Ketua RT/RW setempat

Berpamitan Pulang
Membuat Laporan
Menganalisis hasil wawancara
 

Penjelasan :
Pada fieldtrip kali ini, hal pertama yang kami lakukan adalah melakukan persiapan terlebih dahulu. Kemudian kami datang ke salah satu desa yang ada di kecamatan Singosari yaitu desa Klampok. Kemudian kami menemui ketua RT setempat. Lalu ketua RT memberikan ijin kepada kami untuk mengunjungi rumah petani yang ada di desa tersebut. lalu, kami mengunjungi salah seorang petani yang bernama ibu Rusmini. Setelah itu, kami meminta ijin kepada beliau untuk melakukan wawancara.
Setelah beliau memperbolehkan kami melakukan wawancara, kami lalu melakukan wawancara kepada beliau dengan menanyakan pertanyaan yang ada di kuisoner kepada petani tersebut. lalu kami melakukan dokumentasi. Setelah selesai melakukan wawancara kami berpamitan pulang kepada beliau. Selesai melakukan kunjungan tersebut, kami menganalisis hasil wawancara yang telah kami lakukan. Dan kemudian kami membuat laporan akhir dari fieldtrip tersebut.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.    PERUMUSAN IDE
Seperti yang kita ketahui saat ini, bahwasannya produktivitas khususnya komoditas padi yang dihasilkan rendah. Sehingga pendapatan yang diperoleh petani juga rendah. Pendapatan yang diperoleh petani juga tidak diimbangi dengan apa yang dikeluarkan oleh petani. Biaya input produksi yang dikeluarkan oeh petani yang tinggi, membuat petani tersebut memperoleh pendapatan yang rendah dan tidak berbanding lurus dengan apa yang di
keluarkan oleh petani. Dari permasalahan inilah, kami ingin membantu petani dalam menyelesaikan masalah tersebut.
Kami akan memperkenalkan budidaya padi yang menggunakan metode SRI pada budidayanya. Metode SRI ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas padi, dengan penggunaan input produksi yang rendah. Sehingga dengan metode ini dapat membantu petani untuk meningkatkan pendapatan mereka.
Hal yang akan kami lakukan pada program pemberdayaan ini, kami akan mengumpulkan petani padi yang ingin melakukan program tersebut, kemudian kami akan memberikan informasi, pelatihan atau pembelajaran bagaimana program ini dapat diterapkan pada budidaya mereka. Serta kami juga akan memberikan pendampingan kepda petani tersebut dalam menerapkan metode SRI tersebut.

B.     PERUMUSAN LATAR BELAKANG
Dari hasil wawancara yang kami lakukan di Desa klampok tersebut, menurut petani yang kami wawancarai tersebut, belum terdapat program yang dilakukan di desa tersebut. hal ini membuat kami ingin membuat program pemberdayaan di desa tersebut, sehingga nantinya dapat bermanfaat bagi masyarakat sekitar. Dari permasalahan yang terjadi didesa tersebut, bahwasanya sebagian besar petani yang terdapat didesa tersebut merupakan petani padi. Menurutnya, beliau mengeluhkan dengan produktivitas yang didapat pada budidaya padi tergolong rendah, serta biaya yang harus dikeluarkan oleh petani juga tinggi. Sehinga melalui permasalahan tersebut kami berinisiatif untuk membuat program pemberdayaan SRI (System Of Rice Intensification) kepada masyarakat petani tersebut sebagai alternatif sistem budidaya yang mampu membantu meningkatkan produksi padi dengan meminimalkan input produksi. Melalui program tersebut, kami memberikan pelatihan kepada petani tentang bagaimana melakukan budidaya padi dengan produktivitas yang tinggi tetapi dengan input produksi yang rendah.

C.    PERUMUSAN TUJUAN
1.      Memberikan pandangan pada petani bahwa Tanaman padi yang ditanam oleh mereka masih mempunyai potensi besar untuk menghasilkan produksi yang lebih  dalam taraf tinggi.
2.      Memperkenalkan progam SRI (System  Of Rice Intensification) kepada masyarakat tani sebagai alternative system budidaya yang mampu membantu meningkatkan produksi padi dengan meminimalkan input produksi.
3.      Memberikan informasi pada petani bahwa dengan (System  Of Rice Intensification) dapat menciptakan pertanian ramah lingkungan, akan sangat mendukung terhadap pemulihan kesehatan tanah dan kesehatan pengguna produknya

  
D.     PERUMUSAN KELUARAN
1.      Memulihkan Kesuburan tanah untuk menjaga keseimbangan ekologi
Budidaya Padi Metode SRI ini sangat memperhatikan betul masalah kesuburan tanah. Oleh kerena itu kami mencanangkan petani di Desa Klampok agar berusaha meninggalkan pemakaian pupuk kimia sintetis dan pestisida sintetis. Untuk mengembalikan kesuburan tanah, kami menggunakan pupuk kompos buatan sendiri dan pestisida nabati racikan sendiri.
2.      Membentuk petani mandiri
Dikatakan mandiri karena diharapkan petani mampu berupaya memenuhi kebutuhan saprodi tanpa harus membeli mahal-mahal buatan pabrik. Kompos yang bisa buat sendiri, pestisida pun kami bisa meracik sendiri, benih tidak harus membeli. Selain itu juga diharapkan para petani pengembang SRI selalu tukar pengalaman mengenai penanganan hamasecara alami, mengenai racikan pupuk kompos yang bagus, mengenai racikan pestisida nabati.
3.      Menghasilkan produksi beras yang sehat Rendemennya tinggi, tidak mengandung residu kimia
Beras hasil budidaya metode SRI jelas berbeda dibandingkan dengan beras hasil metode konvensional. Beras hasil budidaya metode SRI selain mempunyai rendemen yang lebih tinggi, juga tidak ada kandungan residu kimia. Hal ini telah dibuktikan oleh  hasil pengujian laboratorium Deptan Balitbang Pertanian pada padi dengan system SRI dimana dalam kandungan beras tidak terdeteksi adanya residu Pestisida seperti Organoklorin.
4.      Mewariskan tanah yang sehat pada generasi mendatang
Keluaran terakhir dari progam pengenalan system budodaya SRI ini adalah bagaimana kita bisa mewariskan tanah air yang sehat kepada generasi mendatang. Jika alam pertanian tetap dibiarkan seperti kondisi sekarang,maka dampak negatihnya nya akan di wariskan terhadap anak cucu kita kelak.Dengan budidaya padi metode SRI setidaknya kita telah berusaha untuk mengembalikan kesuburan tanah yang telah kita rusak sebelumnya.



E.     PERUMUSAN METODE PELAKSANAAN
Memperkenalan Budidaya Padi S.R.I. kepada petani melalui pembuatan petak percontohan (demonstration) plot
Melibatkan Ketua kelompok Tani dan petani maju secara langsung dalam kegiatan demonstration plot
Memberikan pelatihan langsung kepada petani terpilih
Melakukan pemetaan pada kawasan yang akan digunakan
Program bimbingan atau pendampingan kepada petani yang sudah mengikuti pelatihan dan menerapkan program
Melakukan pemantauan kepada petani peserta secara berkala

Mengadakan diskusi dan evaluasi diantara petani pelaksana Budidaya SRI dengan melibatkan masyarakat umum
 




F.     PERKIRAAN BIAYA
No.
Identifikasi Kegiatan
Pelaksanaan (Kali)
Jumlah
Harga (Rp)
Sub Total (Rp)
Total
(Rp)
A
Persiapan





 400.000
1
Pertemuan tim
2
5 orang
10.000
 100.000
2
Audiensi dengan pemerintah desa
2
5 orang
 30.000 
300.000
B
Sosialisasi Program







4.575.000
1
Konsumsi
3
100 orang
  10.000  
3.000.000 
2
Penggandaan Makalah
3
75 bendel
 3.000
675.000
3
Transport Narasumber
3
3 orang
100.000
900.000
C
Pemetaan






350.000
1
Transek keliling kecamatan
1
10 orang
  20.000
 200.000
2
Penentuan baseline
1
10 orang
15.000
 150.000
D
Penguatan






21.000.000
1
Pelatihan SRI
3

1.500.000
4.500.000
2
Pengadaan Saprodi
3

5.000.000
15.000.000
3
FGD (Focus Group Discusion)
3

500.000
1.500.000
E
Evaluasi Bersama dan Rencana tindak lanjut
3

2.000.000
6.000.000
6.000.000
F
Total Kebutuhan
Rp 32.325.000
-          Rekapitulasi anggaran Pemberdayaan

Total biaya yang harus dikeluarkan dalam program pemberdayaan ini adalah Rp. 32.325.000,00.
G.    JADWAL KEGIATAN
-          Tahap Pertama
Uraian Kegiatan
Bulan 1
Bulan 2
Bulan 3
Bulan 4
Bulan 5
Bulan 6
Bulan 7
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
Persiapan (ijin dan pengumpulan data sekunder)




























Sosialisasi dan Perencanaan program




























Observasi Lapang- pemetaan kawasan




























Pelatihan Program SRI (Penerapan program)




























FGD




























Evaluasi





























H.    Penutup
Dengan adanya Progam Pengenalan Metode SRI ini diharapkan mendorong masyarakat petani dalam peralihan dari sistem konvensional menuju sistem pertanian organik terintegrasi memerlukan upaya yang tidak mudah dan tidak sebentar atau harus secara bertahap.
Meskipun terdengar sangat ideal, metode SRI pun tidak lepas dari tantangannya. Kelemahan SRI antara lain akan perlu waktu untuk merubah cara pandang petani beralih dari budidaya konvensional ke SRI.Oleh karena itu  jalan untuk mengembangkan metode SRI di Indonesia ini masih panjang prosesnya. Perlu terus dilakukan pengembangan, studi dan penelitian, sosialisasi dan pendampingan untuk para petani, baik dalam budidayanya maupun pemasarannya.

BAB V
PENUTUP
5.1  Kesimpulan
Dari hasil fieldtrip yang dilakukan didesa Klampok, hasil dari analisis wawancara yang telah dilakukan diperoleh bahwa didesa tersebut belum terdapat program pemberdayaan. Dari analisis permasalahan yang kami peroleh, bahwa sebagian besar petani didesa tersebut merupakan petani padi. Permasalahan yang terjadi adalah produktivitas padi yang diperoleh rendah, sedangkan biaya input produksi tinggi. Dari sinilah yang membuat kami ingin membuat suatu program pemberdayaan kepada petani agar pendapatan dari usahatani padi ini tinggi. Program pemberdayaan ini menggunakan budidaya metode SRI (System Of Rice Intensification).
Diharapkan dari program pemberdayaan tersebut mampu membantu meningkatkan produksi padi dengan meminimalkan input produksi. Melalui program tersebut, kami memberikan pelatihan kepada petani tentang bagaimana melakukan budidaya padi dengan produktivitas yang tinggi tetapi dengan input produksi yang rendah. Sehingga melalui program ini pendapatan petani meningkat.

5.2  Saran
Diharapkan ada peran pemerintah dalam pelaksanaan program tersebut. Sehingga pada pelaksanaan program pemberdayaan tersebut bisa berjalan dengan maksimal.




DAFTAR PUSTAKA
Anonymous. 2012. Budidaya SRI. http:// pospenyuluhan.blogspot.com/2012/04/ budidaya-padi-sistem-sri.html. diakses pada tanggal 2 Januari 2014
Bakorluh. 2012. Budidaya dan keunggulan padi organik metode SRI. http://www.bakorluh-maluku.com/2012/09/budidaya-dan-keunggulan-padi-organik-metode-sri-system-of-rice-intensification/. Diakses pada tanggal 2 Januari 2013
Departemen Pertanian, 2009.  Pedoman Teknis Dampak Pengembangan System ofRice Intensification (SRI) Direktorat Jenderal Pengelolaan Lahan dan Air (PLA)  Jakarta.
Ife, J.W. 1995. Community Development: Creating Community Alternatives, Vision, Analysis and Practice: Longman. Australia.
Mutakin, J. 2005. Kehilangan Hasl Padi Sawah Akibat Kompetisi Gulma Pada Kondisi SRI (System of Rice Intensification). Tesis. Pasca sarjana, Bandung.
Mutakin, J. 2007 Budidaya dan Keunggulan Padi Organik Metode SRI (System of RiceIntensification).Garut.
Norlandi. 2009. Manfaat SRI. http://norlandoni.blogspot.com/2009/08/7-manfaat-budidaya-padi-metode-sri.html. diakses pada tanggal 2 Januari 2014
Payne, M. 1997. Social Work and Community Care. London: McMillan.
Pranaka dan Vidhyandika. 1996. Pemberdayaan (Empowerment). Jakarta: Centre of Strategic and International Studies (CSIS).
Robinson, J.R. 1994. Community Development in Perspective. Ames: Iowa State University Press.
Slamet, M. 2003. Pemberdayaan Masyarakat. Dalam Membetuk Pola Perilaku Manusia Pembangunan. Disunting oleh Ida Yustina dan Adjat Sudradjat. Bogor: IPB Press.
Sulistiyani, A.T. 2004. Kemitraan dan Model-Model Pemberdayaan. Yogyakarta: Gaya Media.
Sumardjo. 1999. ”Transformasi Model Penyuluhan Pertanian Menuju Pengembangan Kemandirian Petani: Kasus di Propinsi Jawa Barat”. Disertasi Doktor. Bogor: Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.