Pages


Jumat, 18 Januari 2013

Pertanian Organik


Pertanian Organik
Di zaman yang serba modern seperti saat ini, banyak masyarakat dunia yang berfikir kalau apa yang dimakan oleh mereka adalah makanan yang serba instan dan terkadang banyak penggunaan zat-zat kima untuk membuat suatu makanan atau produk tersebut tampak baik dan tahan lama. Akhirnya, masyarakat dunia pun beralih pada makan-makanan yang jauh lebih sehat, biasanya di sebut dengan makanan organik.
Makanan organik ini adalah hasil karya dari bidang pertanian. Dan arti dari pertanian organik adalah teknik budidaya pertanian yang mengandalkan bahan-bahan alami tanpa menggunakan bahan-bahan kimia sintetis. Pertanian organik adalah sistem produksi pertanian yang menghindari atau sangat membatasi penggunaan pupuk kimia (pabrik), pestisida, herbisida, zat pengatur tumbuh dan aditif pakan.
Dan penggunaan masukan di luar pertanian yang menyebabkan degradasi sumber daya alam tidak dapat dikategorikan sebagai pertanian organik. Sebailknya, sistem pertanian yang tidak menggunakan masukan dari luar, namun mengikuti aturan pertanian organik dapat masuk dalam kelompok pertanian organik, meskipun agro-ekosistemnya tidak mendapat sertifikasi organik.
Pertanian organik adalah sistem budidaya pertanian yang mengandalkan bahan-bahan alami tanpa menggunakan bahan kimia sintetis. Beberapa tanaman Indonesia yang berpotensi untuk dikembangkan dengan teknik tersebut adalah padi, hortikultura sayuran dan buah (contohnya: brokoli, kubis merah, jeruk, dll), tanaman perkebunan (kopi, teh, kelapa, dll.), dan rempah-rempah. Pengolahan pertanian organik didasarkan pada prinsip kesehatan, ekologi,keadilan, dan perlindungan. Yang dimaksud dengan prinsip kesehatan dalam pertanian organik adalah kegiatan pertanian harus memperhatikankelestarian dan peningkatan kesehatan tanah, tanaman, hewan, bumi, dan manusia sebagai satu kesatuan karena semua komponen tersebut saling berhubungan dan tidak terpisahkan. Pertanian organik juga harus didasarkan pada siklus dan sistem ekologi kehidupan. Pertanian organik juga harus memperhatikan keadilan baik antarmanusia maupun dengan makhluk hidup lain di lingkungan. Untuk mencapai pertanian organik yang baik perlu dilakukan pengelolaan yang berhati-hati dan bertanggungjawab melindungi kesehatan dan kesejahteraan manusia baik pada masa kini maupun pada masa depan.
Pertanian organik sendiri memiliki banyak manfaat yang baik, di antaranya :
Pertanian organik yang tidak menggunakan pupuk buatan yang berasal dari bahan bakar minyak, pestisida, atau makanan dari hasil modifikasi genetika. Pertanian organik sebaliknya menggunakan pestisida biologi tanpa kimia yang diatur secara ketat sehingga melindungi tanah, udara, makanan, dan hewan liar dari bahaya kimia yang biasa digunakan dalam pertanian konvensional. Melalui teknik bervariasi seperti rotasi penanaman, pupuk hijau, dan kontrol pestisida biologi; petani organik dapat membuat tanah yang lebih baik dan memproduksi tanaman yang lebih sehat yang dapat memberi daya tahan terhadap penyakit maupun serangga. Tumbuhan  ini ditanam di atas tanah yang kaya nutrisi, mengandung tingkat mineral dan mikronutrisi yang lebih tinggi, termasuk vitamin dan antioksidan yang penting. Jadi, untuk menghindari racun yang berbahaya, makanan organik menjadi makanan yang jauh lebih baik bagi vitalitas dan kesehatan kita. Tak diragukan lagi bahwa semakin banyak dokter yang merekomendasikan organik, pola makan nabati untuk meningkatkan kesehatan dan memulihkan diri dari penyakit kronis.
Ada 3 manfaat utama yang akan diperoleh ketika petani menerapkan sistem pertanian organik:
1.      Harga premium
Harga produk organik setidaknya 20-30% lebih tinggi daripada harga produk pertanian biasa. Harga yang bagus ini sangat penting untuk menunjang ekonomi petani dan menentukan hidup matinya pertanian organik.
2.      Biaya investasi yang rendah
Dengan pertanian organik, biaya input bisa ditekan lebih rendah terutama dari segi pupuk dan pestisida. Petani organik tidak perlu menyiapkan dana untuk membeli pupuk buatan tetapi memanfaatkan sisa tanaman atau kotoran ternak di sekitarnya sebagai sumber hara tanah utama. Pestisida kimia yang umumnya sangat mahal tak perlu dirisaukan petani. sebagai gantinya, petani menerapkan sistem perlindungan tanaman yang total dan terintegrasi utamanya dengan memberdayakan organisme musuh hayati.

3.      Ilmu nenek moyang
Ilmu bertani dari moyang dulu nyaris tak bisa diterapkan petani sekarang bila mereka masih menerapkan sistem pertanian biasa. namun dengan pertanian organik, cara-cara bertani yang diterapkan nenek moyang kita dulu bisa digali, diberdayakan dan dikembangkan. cara bertani yang specifik daerah dan lingkungan merupakan nilai lebih dari pertanian organik.
Adapun prinsip-prinsip pada pertanian organik adalah:
1.      Prinsip-prinsip Umum (Standar Pertanian Organik)
a. Prinsip Ekologis
Prinsip Ekologis yang dimaksudkan dalam pengembangan pertanian organik adalah pedoman yang mendasarkan pada hubungan antara organisme  dengan alam sekitarnya dan hubungan antara organisme itu sendiri secara seimbang, Artinya, pola hubungan antara organisme dengan alamnya dipandang sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan, sekaligus sebagai pedoman atau hukum dasar dalam pengelolaan alam, termasuk pertanian di dalamnya. 
Prinsip ekologis mendasar dalam pengelolaan PO adalah :
·           Pemanfaatan air sebagaimana mestinya
Pemanfaatan air harus mempertimbangkan ketersediaan, fungsi, peruntukan, kesehatan, dan keberlanjutan secara ekologis. 
·           Pemanfaatan dan pengelolaan tanah yang bijaksana
Pemanfaatan tanah harus mendukung peningkatan kesuburan tanah secara berkelanjutan dan menjaga ekosistem.
·           Pemeliharaan  dan pengelolaan udara bersih
Praktek pertanian organik harus mampu menjaga kondisi udara yang segar. 
·           Pemanfaatan keanekaragaman hayati
Pertanian organik dikembangkan memanfaatkan sebanyak mungkin aneka ragaman hayati dan melestarikan.
·           Penyesuaian dengan iklim
Pertanian organik terutama mendasarkan diri pada keadaan sesuai  iklim  dan tradisi setempat.


2.      Prinsip Teknis Produksi dan Pengolahan
Prinsip teknis di sini dimaksudkan sebagai prinsip dasar dalam metode dan teknik yang dipakai dalam pengembangan pertanian organik.
·         Konversi
Dalam produksi dan pengolahan PO (termasuk peternakan dan perikanan) ada masa transisi dari metode konvensional (penggunaan bahan kimia) menuju metode organik. Masa transisi dimaksudkan untuk terutama menjamin PO dari residu kimia. Prinsip ini tidak berlaku untuk daerah atau lahan yang tidak pernah dikelola secara kimia.
·         Pengelolaan 
Pengelolaan PO harus berkesinambungan.
·         Luasan lahan
Diperlukan luasan lahan tertentu untuk menjamin ekosistem lengkap dapat terjaga dalam PO. Untuk itu diperlukn batasan lahan yang besarnya disesuaikan dengan lokal 
·         Asupan
Pertanian organik melarang pemakaian asupan kimia dan pabrikan., mendorong pemakaian asupan biologis dan mendorong pemakaian bibit (tanaman dan ternak) yang sesuai dengan kondisi lokal.
·         Pemupukan dan nutirisi.
Pada prinsipnya tanaman dan hewan membutuhkan nutrisi (makanan) untuk hidup dari bahan organik.
·         Pengendalian organisme pengganggu tanaman dan ternak
Pengembangan PO dalam pengendalian organisme pengganggu tanaman dan ternak memegang prinsip pencegahan dengan mengutamakan pemakaian bahan alamiah dan tidak menimbulkan ketergantungan.
·         Kontaminasi
Pertanian organik dalam sistem tertutup dan dimaksudkan untuk mencegah masuk dan meningkatnya cemaran atau kontaminasi bahan asing berbahaya baik secara internal maupun eksternal.
·         Reproduksi
Pertanian organik dikembangkan dengan melakukan upaya reproduksi benih, ternak  secara mandiri.
·         Pemanenan
Pemanenan dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi fisik dan karakteristik tanaman dan ternak yang dibudidayakan.
·         Pengangkutan
Pengangkutan hasil PO harus mempertimbangkan kondisi fisik produk  sehingga tetap segar sebagaimana kondisi pemanenan.
·         Pengolahan
Pengolahan PO menekankan adanya pembatasan pengolahan dan sanitasi yang baik dalam prosesnya, termasuk pemakaian bahan aditif berbahaya.
·         Teknologi
Teknologi yang dikembangkan dalam PO memegang prinsip : pembatasan pengolahan, teknologi hemat energi dan pembatasan pemakaian bahan tambahan atau pelengkap.
3.      Prinsip Ekonomi dan Sosial
Prinsip ekonomi dan sosial dimaksudkan sebagai aspek non teknis dan ekologis dalam pengembangan PO, tetapi merupakan bagian integral dari usaha PO yang bertujuan menjamin kelangsungan hidup petani.
·         Menguntungkan secara ekonomis.
Pengembangan PO memperhitungkan aspek ekonomi yang memberikan keuntungan yang layak bagi kehidupan petani.
·         Memberikan produk pertanian yang sehat dan dalam jumlah yang cukup
Pertanian organis bertujuan menghasilkan pangan yang sehat dan dalam jumlah cukup bagi seluruh masyarakat dan prosesnya memanfaatkan sumberdaya terbarukan.
·         Mengembangkan pengetahuan (kearifan tradisional) dan inisiatif masyarakat
Pengembangan PO didasarkan pada pengetahuan tradisional dan insiatif lokal sebagai pilar utama. Petani memiliki kebebasan mengembangkan PO sesuai dengan tingkat pemahaman dan ketrampilan yang dimiliki.
·         Mengembangkan kemandirian
Pengembangan PO menjadi dasar bagi perwujudan kemandirian petani dan mengurangi ketergantungan dari pihak luar, baik secara ekonomi, politik, sosial, dan budaya.
·         Menjamin kebebasan berkumpul bagi petani
Pengembangan PO menjadi dasar bagi kebebasan petani untuk berkumpul dan berorganisasi.
·         Prinsip kesetaraan dan keadilan dalam proses transaksi
Pengembangan  PO mendasarkan pada proses transaksi perdagangan yang adil (fair) dan setara dengan pihak lain.
·         Mempertimbangkan tahap perkembangan pengetahuan (peradaban) petani setempat (konstekstual)
Pengembangan PO mendasarkan pada kebudayaan (peradaban) petani setempat. Dalam kerangka ini prinsip kekhasan lokal perlu dijaga dari intervensi pihak lain/luar.
·         Terbukanya akses petani (laki-laki dan perempuan) terhadap sumberdaya pendukung pertanian organik
Pengembangan PO mendasarkan prinsip adanya perlindungan, kemudahan dan jaminan bagi petani dalam mengakses sumberdaya pendukung pertanian organis.
·         Kebijakan Harga
Penetapan harga berdasarkan biaya produksi sesuai daerah setempat dan menjadi pengikat persaudaraan antara produsen dan konsumen. 

Pertanian organik memiliki tiga tujuan utama dalam pelaksanaannya yakni:
1.      Untuk membangun kesehatan tanah dan tanaman;
2.      Tercapainya keseimbangan ekosistem secara sosial, ekologi, dan ekonomi
3.      Peningkatan produksi tanaman.
Dalam pelaksanaan system pertanian organic ada tiga peluang yang dapat dipilih oleh petani yaitu jenis pertanian organik murni, jenis usahatani Revolusi Hijau terpadu atau jenis sistem usahatani terpadu. Pemilihan tersebut harus berdasarkan kondisi lingkungan yang ada.
Ada beberapa hal yang berkaitan dengan konsep sistem pertanian organik antara lain :
1.      Pengolahan tanah
Sistem pertanian organik sangat memperhatikan tentang pengolahan tanah yang tepat, karena tujuan pengolahan tanah yaitu :
·         Membentuk media tumbuh yang gembur dan mantap
·         Menyiapkan tempat pertyumbuhan yang serasi dan baik
·         Menghindarkan saingan terhadap tumbuhan pengganggu,dan
·         Memperbaiki sifat-sifat fisis dan kimia serta biologi tanah
Usaha yang dilakukan dalam sistem pertanian organik untuk menjaga keserhatan tanah diantaranya mendaur ulang unsur hara tanah dan penggunaan pupuk organic  atau mengurangi penggunaan pupuk kimia. Menurut Racman Sutanto (1998 ; 12-13), bahwa ada tiga cara pendauran hara dan bahan organik, yaitu :
·         Pendauran di dalam usaha tani dengan sumber-sumber yang berasal dari luar usaha tani, seperti limbah rumah tangga, sampah pemukiman/kota dan limbah industri agroindustri
·         Pendauran di dalam usaha tani dengan sumber-sumber yang berasal dari usaha tani sendiri dalam bentuk limbah/sisa pertanamancara ini bisa dilewatkan ternak atau melalui proses pengomposan. Cara ini tidak menambah hara, tetapi hannya mengembalikan hara yang tersangkut keluar bersama hasil panen.
·         Pendauran langsung di dalam petak pertanaman, biasanya melibatkan tanaman legume yang dapat di taman secara bergilir, secara tumpangsari dengan tanamn pokok di petak yang sama atau secara pertanaman lorong.
2.      Pola tanam
Pola tanam dalam pertanian organic merupakan pola tanam yang beragam (multikultur) dalam satu hamparan dan pola tanam yang bergilir atau rotasi tanaman (crop rotation) dalam satu lahan dalam pola tanam tumpang sari(multiple cropping).
·         Rotasi Tanaman ( Crop Rotation )
Rotasi tanaman adalah suatu urutan tanaman yang sedikit atau banyak teratur selama waktu tertentu dalam lahan yang sama. Menurut Hohnholz (1986 : 159), dampak positif rotasi tanaman, yaitu antara lain :
ü  Kesuburan tanah semakin baik dan kebutuhan pupuk tetap rendah
ü  Gangguan gulma berkurang dan pengendaliannya menjadi lebih mudah
ü  Kerugian sebagai akibat penyakit tanaman dan hama, khususnya tikus, akan berkurang
ü  Kebutuhan akan herbisida dan bahan bahan untuk melindungi tanaman berkurang
ü  Kebutuhan akan air secara keseluruhan berkurang
ü  Penghasilan petani lebih tinggi dan lebih terjamin.
·         Tumpang Sari ( Multiple Cropping )
Tumpang sari adalah usaha penanaman dengan menggunakan dua macam tanaman atau lebih dalam waktu yang bersamaan. Ada 2 jenis tumpang sari jika ditinjau dari umur tanaman, yaitu :
ü  Tumpang sari sama umur ( inter cropping)
ü  Tumpang sari berbeda umur ( inter planting)
    
3.      Pengendalian hama penyakit dan gulma
Upaya yang dilakukan untuk mengontrol hama dan penyakit antara lain dengan:
·       Membangun kesuburan tanah dengan pemupukan dan membuat bahan organik yang dibutuhkan tanah dengan menggunakan cover crops, kompos, dan biological yang didasarkan pada amandemen tanah
·       Menjaga kesehatan tanaman, karena akan dapat melawan penyakit dan serangga tanaman
·       Mengandalkan kenekaragaman populasi organism tanah, burung, serangga dan organisme yang lain untuk mengatasi masalah hama
·       Cara yang terakhir dilakukan yaitu menggunakan botanical atau pestisida yang tidak mengandung racun.
·       Sedangkan rumput liat dikontrol terus ditingkatkan pengolahannya seperti cover crops, mulsa, penyiangan, rotasi tanaman dan metode manajemen serupa


4.      Penggunaan faktor produksi pertanian organik
Penggunaan faktor produksi pertanian organic yang diterapkan dalam sistem pertanian organik, yaitu antara lain :
·         Penggunaan bibit
Kelemahan dan keuntungan antara jenis bibit padi hibrida dengan jenis bibit padi lokal antara lain :
ü  Pada varietas hibrida berumur pendek, sehingga produksi relative tinggi, tetap kelemahannya: persentase butir rusak saat digiling 55-70%, membutuhkan banyak air, rakus unsur nitrogen, biaya produksi tinggi dan tidak ramah lingkungan.
ü  Padi jenis lokal meski berumur 10-15 hari lebih lama dari varietas hibrida tapi lebih enak, persentase butir rusak saat digiling lebih kecil 40 %, tidak memerlukan banyak air dan tidak rakus unsure nitrogen serta biaya produksi lebih murah.
·         Penggunaan pupuk dan pestisida
Konsepsi penggunaan pupuk dalam system pertanian organic yaitu dengan mengganti penggunaan pupuk kimia dengan pupuk organic. Untuk menjaga kesuburan tanah pertanian memerlukan pemberian bahan organic yang dilakukan berulang-ulang untuk mengganti bahan organik yang telah berkurang akibat dari dekomposisi.
Adapun jenis pestisisda yang digunakan dalam Sistem Pertanian Organik adalah pestisida nabati atau pestisisda yang bahan dasarnya dari tumbuhan. Pestisida ini bersifat mudah terurai di alam sehingga tidak mencemari lingkungan dan relative aman bagi manusia dan ternak karena residunya mudah hilang.
·         Tenaga Kerja
Sistem pertanian organik membuka lapangan pekerjaan baru bagi buruh atau petani yang tidak punya lahan misalnya untuk mengolah tanah, pengolahan pupuk dan sebagainya.

·         Ternak
Berbagai manfaat dari ternak dalam system pertanian organic yaitu dapat digunakan untuk membajak tanah, kotorannya untuk pupuk, dan merupakan pendapatan (income) yang lain.




















DAFTAR PUSTAKA
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2002. Prospek Pertanian Organik di Indonesia.
Centraurus. 2012. Manfaat Pertanian Organik. http://beutuful.wordpress.com/2010/06/25/kuliahq/ Diakses pada 10 September 2012.
International Federation of Organic Agriculture Movements. 2010. Prinsip-prinsip Pertanian Organik.
Serlly. 2012. Manfaat Pertanian Organik.  http://blog.ub.ac.id/doraemonnnyaserlly/2012/04/29/manfaat-pertanian-organik/ Diakses pada 10 September 2012.
Sudaryanto, dkk. 2001. Prinsip Pertanian Organik. Yogyakarta.

0 komentar:

Posting Komentar