Pages


Senin, 07 Oktober 2013

Sendang Biru 's Story

Jadi ini tuh ceritanya aku mau nemenin umu jalan-jalan ke Pantai Bajul Mati sama temen-2 sekelasnya dia.Sebenernya cuma modal nekat aja naik motor.. karena waktu itu juga pengen cari acara jalan jalan.Meskipun saya tahu perjalanan dari Kota Malang ke Pantai itu butuh waktu 3 jam -___-





Sebelum berangakt juga pake ada acara sesi tunggu menunggu antar personil rombongan segala..
Alhasill..rencana brangkat jam 7 pagi pun berujung pada keberangkatan jam 9 pagi..




Nah tepat jam 9 pagi berangkatlah kita-kita menuju ke pantai..
Di tengah jalan..datanglah musibah, motor saya ngadat..ga bisa di gas kenceng  dan gag ada yg tau -__- .
Alhasil dari rombongan motor ,saya terpisah dan ketinggalan jauuuuhh sekaliii
Sempet kecewa..takut nyasar..mau balik juga udah terlanjur jalan jauuuhh..
Modal nekat ++ lagi lah kita berdua..





Sepanjang perjalanan berkali-kali nanya ke orang-2 sekitar dan mengikuti palang jalan menuju pantai bajul mati..
Tak disangka perjalanannya harus menempuh jarak 70 km :(..bayangin coba aku nyentir motor sendiri dg jarang yg hampir sama kaya Malang-Lamongan .. Kalo di bikin perjalanan pulang juga pasti udah nyampe rumah hisk..hisk..




Kita melewati jalan di pegunungan yang jalanya kaya obat nyamuk tak berujung sampai perut mual ...
Hingga sampailah kita di persimpangan jalan ,dimana disana ada petunjuk arah pilihan pantai..hahaha ada yg mengarah ke Pantai Bajul mati,pantai balai kambang, Pantai Goa cina, dan Pantai Sendang biruu..
Mulai mikir lah kita enaknya kemana... udah ga ngurusin sama rombomgan yg ninggalin kita..masa bodo sama mereka



Mulai mikirrr enaknya ke pantai yang mana... setelah di pertimbangkan berdasarkan literatur dari foto-foto di google..kayanya pantai sendang biru lebih oke daripada yg lain..saya tertarik dg pemangan biru-birunya yg yg ada di foto temen2 yg pernah kesana..jadilah kita memutuskan untuk ke Sendang Biru beach...lalala..yeeyyey



Lagian waktu itu menurut petunjuk arah jalan..kalo mau ke Pantai Bajul mati masih 5 km lagi, tp kalo ke Sendang biru cukup 1 km lagii...
Dan tepat pukul 12 siang sampailah kita di Pantai Sendang Biruuu..woooww..



Petama kali masuk Sendang Biru memang tampak eksotis,warna air laut birunya itu lhoo..lebaii..tapi sayangg banyak org disana..hahahha namanya juga tempat wisata..selain itu yg disayangnya lagi disana banyak banget perahu2 tidak teratur yg siap mengantar wisatawan ke pulau sempu (pulau seberang pantai)
Jadi kalo kita ke sendang biru itu,pemandanganya kita gag akan liat laut lepas tp ada pulau kecil di serangnya yg jg jd tujuan wisatawan..tp kita gag kesana..mahaall cin tiket perahunya..cekidot fotonya




Apa yang aku lakukan sama si umu di pantai sendang biru ??? Apalagi kalo bukan foto-foto..hahaha
Menuntaskan hasrat narsis dari si ratu narsis umu badriyahh..



Dengan perjalanan yg super melelahkan ,Pokonya harus dapat foto-foto yang baguss..buat ganti foto PP pesbuk..jiiaaahhh..alay kumat



Intinya perjalanya kita yang melelahkan dan agak sedikit melenceng dari rencana awal ini .. cukup terbayar dengan keindahan pantai sendang biru..
Dan tentunnyaa..saya KAPOK perjalananya ke pantai ini lagi dengan menggunakan motor..

Ini Ceritaku..apa ceritamu ???





Pertania Berlanjut : GIS (Geographic Information System)

1     ini bukan hasil garapan saya..cuma post ulang dari sebuah link biar bisa berbagi....... Kalau mau copas jangan lupan cantumkan daftar pustaka sesuai yg ada di artikel ini . Trimaksih


Contoh Aplikasi GIS untuk Kegiatan :
·         Pemantauan Produksi di Bidang Pertanian
            Modeling produksi tanaman merupakan salah satu contoh aplikasi SIG di bidang pertanian . Permodelan dengan menggunakan SIG menawarkan suatu mekanisme yang mengintegrasikan berbagai jenis data (biofisik) yang dikembangkan atau digunakan dalam penelitian pertanian. Monitoring kondisi tanaman pertanian sepanjang musim tanaman serta prediksi potensi hasil panen berperan penting dalam menganalisis produksi musiman. Informasi hasil panen yang akurat dan terkini sangat dibutuhkan oleh departemen pertanian berbagai negara 


·         Penilaian Resiko Usahatani
Dalam teknologi pangan, GIS dapat digunakan untuk memetakan keberadaan tanaman pangan. Aplikasi GIS yang digunakan dalam teknologi pangan diantaranya adalah foodtrace dan quality trace. Aplikasi ini telah dikembangkan oleh THailand. Dengan aplikasi ini kita dapat memperoleh informasi mengenai bahan baku suatu produk baik itu dari segi mutu dan asal bahan baku. Di Thailand, salah satu perusahaan pengalengan jagung menggunakan aplikasi ini untuk mencantumkan informasi bahan baku dan ada kode-kode yang dapat dicek oleh konsumen untuk mengetahui asal bahan baku. Selain itu, GIS juga dapat dipergunakan untuk memetakan ketahanan pangan suatu wilayah berdasarkan data-data yang dimasukkan dalam GIS.

·         Pengendalian Hama Penyakit

Contohnya adalah pemetaan penyebaran penyakit di beberapa wilayah baik itu penyakit lama atau merupakan penyakit baru sehingga dengan pemanfaatan GIS dapat dilakukan pencegahan. Dalam bidang Hama dan Penyakit Tumbuhan, penerapan GIS dilakukan untuk melaksanakan pengendalian secara dini yang bersifat kewilayahan. Dengan pemenfaatan GIS serangan akan adanya penyakit dapat lebih diantisipasi.
  

·         Pemantauan Budidaya Pertanian

Sebagai contoh dengan penggunaan aplikasi GIS kita dapat mengetahui keadaan tanaman, parameter tanah, informasi mengenai lingkungan tumbuh di lapang, mendeteksi pertumbuhan tanaman, kadar air tanah dan tanaman, hama dan penyakit tanaman, pemetaan sumber daya, irigasi, mengetahui kebutuhan pupuk, menentukan posisi lahan, monitoring lingkungan, dan lain sebagainya. GIS juga dapat digunakan untuk membuat peta persebaran tanaman pangan dalam suatu wilayah, peta persebaran komoditi hortikultura, jenis tanah, dan lain sebagainya 




·         Presisi Pertanian

Pertanian Presisi (precision farming/PF) merupakan informasi dan teknologi pada sistem pengelolaan pertanian untuk mengidentifikasi, menganalisa, dan mengelola informasi keragaman spasial dan temporal di dalam lahan untuk mendapatkan keuntungan optimum, berkelanjutan, dan menjaga lingkungan. Tujuan dari PF adalah mencocokkan aplikasi sumber daya dan kegiatan budidaya pertanian dengan kondisi tanah dan keperluan tanaman berdasarkan karakteristik spesifik lokasi di dalam lahan.
Pada saat ini banyak produsen tanaman menerapkan site-specific crop management (SSCM). Pemantauan hasil secara elektronis (electronic yield monitoring) seringkali menjadi tahap pertama dalam mengembangkan SSCM atau program PF. Data hasil tanaman yang presisi dapat digabungkan dengan data tanah dan lingkungan untuk memulai pelaksanaan pengembangan sistem pengelolaan tanaman secara presisi (precision crop management system). PF diprediksi pada geo-referencing, yaitu penandaan koordinat geografi untuk titik-titik pada permukaan bumi.
Dengan global postioning system (GPS) dimungkinkan menandai koordinat geografi untuk beberapa objek atau titik dalam 5 cm, walaupun keakuratan dari aplikasi pertanian kisaran umumnya adalah 1 sampai 3 meter. GPS adalah sistem navigasi berdasarkan satelit yang dibuat dan dioperasikan oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat. GPS telah terbukti menjadi pilihan dalam postioning system untuk PF. Metode untuk meningkatkan keakuratan pengukuran posisi disebut koreksi diferensial atau DGPS (differential global postiong system). Perangkat keras yang diperlukan adalah GPS receiver, differential correction signal receiver, GPS antenna, differential correction antenna, dan computer/monitor interface.


·         Pengelolaan Sumberdaya Air
Rice Irrigation Management System (RIMS) di Tanjung Karang, Malaysia Sistem ini dikembangkan oleh Eltaeb Saeed, Rowshon, M.K., Amin, M.S.M. Tujuan pembangunan RIMS yang didukung teknologi GIS (Geographic Information System) adalah untuk melakukan efisiensi penggunaan air dan meningkatkan produktifitas lahan pertanian. Teknologi GIS berfungsi untuk menyimpan data ke dalam basis data
komputer sehingga memungkinkan untuk melakukan analisa wilayah geografi dalam hal ini wilayah yang dilalui saluran irigasi.
Kemampuan sistem RIMS yang menggunakan teknologi GIS dapat mengembangkan manajemen air dengan baik. Sistem RIMS diterapkan di wilayah irigasi Tanjung Karang, Malaysia.

·         Kajian Biodiversitas Bentang Lahan untuk Kegiaan Pertanian Berlanjut

Dalam aspek konservasi hutan dan keragaman hayati, menentukan area prioritas dan hotspot dari keragaman hayati adalah hal paling mendasar. Aplikasi SIG untuk ini, baik di negara maju maupun di negara berkembang, sudah cukup banyak. Hutan tropis mempunyai peranan yang signifikan dalam perubahan iklim global. SIG merupakan alat yang sangat berguna dalam penelitian perubahan iklim, yaitu dalam hal pengorganisasian data, dalam bentuk basisdata global, dan kemampuan analisa spasial untuk pemodelan.
Aplikasi SIG untuk penelitian perubahan iklim berkembang pesat, tetapi untuk negara berkembang masih sangat terbatas. Basisdata spasial akan semakin penting dalam hal mendukung pengambilan keputusan yang berkaitan dengan pengelolaan hutan. Beberapa basisdata global yang mencakup area hutan tropis sudah tersedia, yaitu meliputi basisdata topografi, hutan tropis basah, iklim global, perubahan iklim global, citra satelit, konservasi dan tanah.


2.      Penjelasan aplikasi terkait dengan dimana kegiatan tersebut dilakukan pada system pertanian yang bagaimana penerapan GIS tersebut dilakukan, macam data spatial apa saja yang dibutuhkan dalam menyusun contoh tersebut, bagaimana manfaat penerapan GIS tersebut dalam menjalankan sistem pertanian !!

·         Konsep SIG
Sumber data untuk keperluan SIG dapat berasal dari data citra, data lapangan, survey kelautan, peta, sosial ekonomi, dan GPS. Selanjutnya diolah di laboratorium atau studio SIG dengan software tertentu sesuai dengan kebutuhannya untuk menghasilkan produk berupa informasi yang berguna, bisa berupa peta konvensional, maupun peta digital sesuai keperluan user, maka harus ada input kebutuhan yang diinginkan user.

·         Komponen SIG
Komponen utama Sistem Informasi Geografis dapat dibagi ke dalam lima komponen utama, yaitu:
o Perangkat keras (Hardware)
o Perangkat lunak (Software)
o Pemakai (User)
o Data
o Metode

Untuk mendukung suatu Sistem Informasi Geografis, pada prinsipnya terdapat dua jenis data, yaitu:
a)      Data Spasial
Data yang berkaitan dengan aspek keruangan dan merupakan data yang menyajikan lokasi geografis atau gambaran nyata suatu wilayah di permukaan bumi. Umumnya direpresentasikan berupa grafik, peta, atau pun gambar dengan format digital dan disimpan dalam bentuk koordinat x,y (vektor) atau dalam bentuk image (raster) yang memiliki nilai tertentu.
b)      Data Non Spasial
Data non-spasial disebut juga data atribut, yaitu data yang menerangkan keadaan atau informasi-informasi dari suatu objek (lokasi dan posisi) yang ditunjukkan oleh data spasial. Salah satu komponen utama dari Sistem Informasi Geografis adalah perangkat lunak (software). Dalam pendesainan peta digunakan salah satu software SIG yaitu MapInfo Profesional 8.0.
MapInfo merupakan sebuah perengkat lunak Sistem Informasi Geografis dan pemetaan yang dikembangkan oleh MapInfo Co. Perangkat lunak ini berfungsi sebagai alat yang dapat membantu dalam memvisualisasikan, mengeksplorasi, menjawab query, dan menganalisis data secara geografis.

·         Pemanfaatan Aplikasi GIS di Bidang Pertanian

Dalam dunia yang serba digital sekarang ini, ditambah lagi teknologi yang terus berkembang, penerapan aplikasi teknologi dalam berbagai bidang pun terus dilakukan, tidak terkecuali dalam sektor pertanian, sektor perekonomian utama di Indonesia mengingat sebagian besar penduduknya menggantungkan hidup dalam dunia pertanian.
Salah satu contohnya adalah aplikasi GIS atau Geographical Information System, dan jika diterjemahkan secara bebas ke bahasa Indonesia, kita bisa menyebutnya SIG atau Sistem Informasi Geografi. SIG adalah suatu sistem informasi yang dirancang untuk bekerja dengan data yang bereferensi spasial atau berkoordinat geografi atau dengan kata lain suatu SIG adalah suatu sistem basis data dengan kemampuan khusus untuk menangani data yang bereferensi keruangan (spasial) bersamaan dengan seperangkat operasi kerja.
GIS ini sudah banyak membantu para ahli dalam mengumpulkan data secara cepat. Misalnya dalam mengetahui seberapa besar kerusakan yang diakibatkan tsunami di Aceh beberapa tahun yang lalu. Pencitraan jarak jauh lewat satelit dapat memberitakan secara cepat perbedaan ujung utara pulau Sumatera itu sebelum dan sesudah terjadinya tsunami.
Secara garis besar, yang dapat dilakukan GIS dalam bidang pertanian adalah mencakup inventarisasi, manajemen, dan kesesuaian lahan untuk pertanian, perkebunan, perikanan, kehutanan, perencanaan tata guna lahan, dan sebagainya. Yang dapat dibantu GIS untuk dunia pertanian adalah:

a)      Mengelola Produksi Tanaman
GIS dapat digunakan untuk membantu mengelola sumber daya pertanian dan perkebunan seperti luas kawasan untuk tanaman, pepohonan, atau saluran air. Kita dapat menggunakan GIS untuk menetapkan masa panen, mengembangkan sistem rotasi tanam, dan melakukan perhitungan secara tahunan terhadap kerusakan tanah yang terjadi karena perbedaan pembibitan, penanaman, atau teknik yang digunakan dalam masa panen.
b)      Mengelola Sistem Irigasi
Kita dapat menggunakan GIS untuk membantu memantau dan mengendalikan irigasi dari tanah-tanah pertanian. GIS dapat membantu memantau kapasitas sistem, katup-katup, efisiensi, serta distribusi menyeluruh dari air di dalam sistem.
c)      Perencanaan dan riwayat sumber daya kehutanan
Perencanaan dan riwayat manajemen pertanahan serta integrasinya dengan sistem hukum dan integrasinya dengan manajemen basis data relasional sistem-sistem. ArcView, aplikasi untuk GIS penggunaan GIS ini biasanya dengan aplikasi tertentu. Yang paling umum dipakai adalah ArcView.
Walaupun saat ini penggunaan GIS dalam bidang pertanian belum umum dipakai, karena seringnya GIS diapakai untuk melihat kerusakan lahan akibat bencana alam, tapi bukanya tidak mungkin penerapan GIS dalam dunia pertanian akan makin sering dipakai. Sistem GIS ini bukan semata-mata software atau aplikasi komputer, namun merupakan keseluruhan dari pekerjaan managemen pengelolaan lahan pertanian, pemetaan lahan, pencatatan kegiatan harian di kebun menjadi database, perencanaan system dan lain-lain. Sehingga bisa dikatakan merupakan perencanaan ulang pengelolaan pertanian menjadi sistem yang terintegrasi.

3.      Uraian bagaimana peluang masing-masing contoh tersebut diterapkan di salah satu sistem pertanian di Indonesia menuju penerapan pertanian berlanjut. !!
Teknologi Informasi Komunikasi merupakan faktor yang sangat penting dalam mendukung peningkatan kualitas sumber daya manusia dan pelayanan pemerintah kepada masyarakat. Teknologi informasi mempunyai tiga peranan pokok:
a.       Instrumen dalam mengoptimalkan proses pembangunan, yaitu dengan memberikan dukungan terhadap manajemen dan pelayanan kepada masyarakat.
b.      Produk dan jasa teknologi informasi merupakan komoditas yang mampu memberikan peningkatan pendapatan baik bagi perorangan, dunia usaha dan bahkan negara dalam bentuk devisa hasil eksport jasa dan produk industry telematika.
c.       Teknologi informasi bisa menjadi perekat persatuan dan kesatuan bangsa, melalui pengembangan sistem informasi yang menghubungkan semua institusi dan area seluruh wilayah nusantara.

Kesadaran pentingnya Teknologi Komunikasi dan Informasi yang biasanya disebut ICT (Information and Communication Technologi), bukan hanya monopoli kalangan pengusaha besar saja tetapi juga bertumbuh di kalangan pengusaha kecil dan kekuatan-kekuatan masyarakat lain, seperti Koperasi, Kelompok Tani, dan Masyarakat biasa. ICT diyakini berperan penting dalam pengembangan bisnis, kelembagaan organisasi, dan juga mampu mendorong percepatan kegiatan ekonomi dan taraf hidup masyarakat.
Manfaat yang dapat diperoleh melalui kegiatan aplikasi teknologi informasidan komunikasi khususnya dalam mendukung pembangunanpertanian berkelanjutan di antaranya adalah:
a)      Mendorong terbentuknya jaringan informasi pertanian di tingkat lokal dan nasional.
b)      Membuka akses petani terhadap informasi pertanian untuk:
§  Meningkatkanpeluang potensi peningkatan pendapatan dan cara pencapaiannya
§  Meningkatkan kemampuan petani dalam meningkatkan posisi tawarnya, serta
§  Meningkatkan kemampuan petani dalam melakukan diversifikasi usahatanidan merelasikan komoditas yang diusahakannya dengan input yang tersedia,jumlah produksi yang diperlukan dan kemampuan pasar menyerap output.

c)      Mendorong terlaksananya kegiatan pengembangan, pengelolaan danpemanfaatan informasi pertanian secara langsung maupun tidak langsung untuk mendukung pengembangan pertanian lahan marjinal.

d)     Memfasilitasi dokumentasi informasi pertanian di tingkat lokal (indigeneousknowledge) yang dapat diakses secara lebih luas untuk mendukungpengembangan pertanian lahan marjinal.
4.      Pembahasan umun dan kesimpulan !!
Pembangunan pertanian dan perdesaan yang berkelanjutan merupakan isupenting strategis yang universal diperbincangkan dewasa ini. Dalam menghadapiera globalisasi pembangunan pertanian berkelanjutan tidak terlepas dari pengaruhpesatnya perkembangan iptek termasuk perkembangan di bidang teknologiinformasi dan komunikasi. Integrasi yang efektif antara TIK dalam sektor pertanianakan menuju pada  pertanian berkelanjutan melalui penyiapan informai pertanian yang tepat waktu relevan, yang dapat memberikan informasi yang tepat kepadapetani dalam proses pengambilan keputusan berusahatani untuk meningkatkanproduktivitasnya.
TIK dapat memperbaiki aksesibilitas petani dengan cepat terhadap informasi pasar, input produksi, tren konsumen, yang secara positif berdampak pada kualitas dan kuantitas produksi mereka. Informasi pemasaran,praktek pengelolaan ternak dan tanaman yang baru, penyakit dan hamatanaman/ternak, ketersediaan transportasi, informasi peluang pasar dan hargapasar input maupun output pertanian sangat penting untuk efisiensi produksi secara ekonomi



























DAFTAR PUSTAKA

Chairunisa, Ivani. 2013. Peran Teknologi Iformasi untuk Bidang Pertanian. http://phaniphanol.blogspot.com/2012/06/peran-teknologi-informatika-untuk.html. diakses tanggal 5 October 2013.
Maruf, Yasin. 2013. Pemanfaatan Teknologi Pertanian GIS dalam Pemanfaatan Penggunaan Lahan. http://a1l109008.blogspot.com/2012/06/pemanfaatan-teknologi-pertanian-gis.html. diakses tanggal 5 oktober 2012.
Sari, Indah Purnama. 2013. Pemanfaatan Aplikasi GIS. http://indahamoyblue.blogspot.com/2012/03/pemanfaatan-aplikasi-gis.html. diakses tanggal 5October 2012.
Yuhardin. 2005. Pemanfaatan Teknologi Informasi Bagi Sektor Pertanian. http://www.scriptintermedia.com/view.php?id=26&jenis=ITKnowledge. Diakses tanggal 5 oktober 2012

Syahputra, Firdaus. 2012. Penggunaan Sistem dan Komputer di Bidang Teknologi Industri Pertanian. Politeknik Indonesia Venezuela (POLIVEN). Aceh Besar

Sabtu, 28 September 2013

AGROFORESTRI : KLASIFIKASI AGROFORESTRI

TUGAS TERSTRUKTUR
AGROFORESTRI
MACAM – MACAM AGROFORESTRI DI INDONESIA


Nama   : Susi susanti
NIM     : 115040100111024
Kelas    : Agroforestri A



PROGAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2013

1.      Jelaskan berbagai klasifikasi agroforestri dan contoh masing - masing !

Pengklasifikasian agroforestri dapat didasarkan pada berbagai aspek sesuai dengan perspektif dan kepentingannya.
A.    Klasifikasi berdasarkan komponen penyusunya (kehutanan,pertanian dan peternakan) :

·         Agrisilvikultur
Agrisilvikultur adalah sistem agroforestri yang mengkombinasikan komponen kehutanan atau tanaman berkayu dengan komponen pertanian atau tanaman semusim.
Contoh : Kombinasi tanaman karet (berkayu) dengan ubi kayu

·         Silvopastura
Sistem agroforestri yang mengkombinasikan komponen kehutanan atau tanaman berkayu dengan komponen peternakan seperti binatang ternak .
Contoh : Kombinasi tanaman pinus (berkayu) dengan tanaman pakan ternak

·         Agrosilvopastura
Sistem agroforestri yang mengkombinasikan komponen kehutanan atau tanaman berkayu dengan komponen pertanian sekaligus peternakan dalam unit lahan yang sama.
Contoh : Pekarangan



B.     Klasifikasi berdasarkan istilah teknis yang digunakan
·         Sistem Agroforestri
Sistem agroforestri dapat didasarkan pada komposisi biologis serta pengaturannya, tingkat pengelolaan teknis atau ciri-ciri sosial-ekonominya.
Contoh : agrisilvikultur, silvopastura, agrosilvopastura.
·         Sub sistem Agroforestri
Sub-sistem agroforestri menunjukkan hirarki yang lebih rendah daripada sistem agroforestri, meskipun tetap merupakan bagian dari sistem itu sendiri. Meskipun demikian, sub-sistem agroforestri memiliki ciri-ciri yang lebih rinci dan lingkup yang lebih mendalam.
Contoh : dalam system agroforestri agrisilvikultur masih terdapat beberapa sub system seperti tanaman lorong (alley cropping ) , tumpangsari .

·         Praktek Agroforestri
Praktek dalam agroforestry lebih menjurus kepada operasional pengelolaan lahan yang khas dari agroforestry yang murni didasarkan pada kepentingan/kebutuhan ataupun juga pengalaman dari petani lokal atau unit manajemen yang lain, yang didalamnya terdapat komponen-komponen agroforestry.
Contoh : penanaman pohon-pohon turi di persawahan di Jawa.

·         Teknologi Agroforestri
Merupakan inovasi atau penyempurnaan melalui intervensi ilmiah terhadap sistem-sistem atau praktek-praktek agroforestri yang sudah ada untuk memperoleh keuntungan yang lebih besar.
Contoh : pengenalan mikoriza atau teknologi penanganan gulma dalam upaya mengkonservasikan lahan alang-alang ke arah sistem agroforestri yang produktif.
C.     Klasifikasi berdasarkan masa perkembanganya
·         Agroforestri tradisional
Menurut Thaman (1988), mendefinisikan agroforestri tradisional atau sebagai ‘setiap sistem pertanian, di mana pohon-pohonan baik yang berasal dari penanaman atau pemeliharaan tegakan/tanaman yang telah ada menjadi bagian terpadu, sosial-ekonomi dan ekologis
dari keseluruhan sistem (agroecosystem)
            Contoh : pekarangan berbasis pohon

·         Agroforestri Modern

Agroforestri modern umumnya hanya melihat pengkombinasian antara tanaman keras atau pohon komersial dengan tanaman sela terpilih.
Berbeda dengan agroforestri tradisional/klasik, ratusan pohon bermanfaat di luar komponen utama atau juga satwa liar yang menjadi bagian terpadu dari sistem
tradisional kemungkinan tidak terdapat lagi dalam agroforestri modern
Contoh : berbagai model tumpangsari dan penanaman tanaman peneduh  pada perkebunan kakao atau kopi

D.    Klasifikasi berdasarkan zona agroekologi
Di Indonesia ,klasifikasi seperti ini didasarkan pada zona klimatis utama yang terdapa 4 wilayah .
·         Zona Monsoon (di Jawa dan Bali)
Zona ini dicirikan oleh batas yang jelas antara musim kemarau dan musim hujan (separo tahun). Seperti contoh tanaman kayu jati akan menggugurkan daunnya pada saat musim kemarau.
DiIndonesia, wilayah ini secara umum lebih subur dibandingkan wilayah tropis lembab (apalagi di Indonesia wilayah monsoon yaitu Jawa memiliki banyak gunung berapi).
·         Zona Tropis lembab (Sumatera,Kalimantan dan sulawesi)

Ekosistem ini memiliki karakter biofisik penting antara lain tingginya curah hujan dan kelembaban udara. Topografi berbukit-bukit dengan dominasi jenis tanah podsolik merah kuning yang memiliki kesuburan (dan berarti daya dukung lahan) yang rendah.
Ekosistem tropis lembab menempati kawasan hutan yang terluas di Indonesia, tersebar dari Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi.
Meskipun ekosistem tropis lembab sering disebut dengan Mixed Dipterocarps Forest (karena dominasi jenis-jenis pohon komersial dari suku Dipterokarpa), akan tetapi sebutan tersebut lebih ditujukan bagi Hutan Tropis Lembab Dataran Rendah (Lowland Dipterocarps Forests). Di samping itu masih ada Hutan Tropis Lembab Dataran Tinggi (termasuk di dalamnya yang disebut Hutan Pegunungan) dan formasi-formasi edafis seperti misalnya hutan rawa (swamp forests) serta hutan payau (mangrove forests).

·         Zona kering atau semi arid (Nusa Tenggara)

Wilayah ini mencakup kawasan NTT, NTB, sebagian Bali dan Jawa Timur sebagian Sulawesi Selatan/Tenggara dan sebagian Papua bagian selatan. Ciri khas daerah ini adalah perbedaan musim hujan dan kemarau yang sangat menyolok.  Keseimbangan air (water balance) yang khas di daerah ini menuntut pemilihan pola dan jenis tanam yang memadai.
Petani umumnya mengusahakan tanaman pangan hanya dalam musim hujan. Dalam musim kemarau tidak ada peluang untuk mengusahakan tanaman semusim kecuali di daerah yang ada irigasinya. Biasanya pada musim kemarau masyarakat mengusahakan pemeliharaan ternak. Dengan demikian tanaman atau pohon dan semak penghasil pakan ternak merupakan salah satu pilihan penting.

·         Zona Kepulauan
Ciri utama pada zona kepulauan adalah lahan terbatas dengan kemiringan yang tinggi, berbatu atau berpasir serta sangat rentan terhadap erosi dan longsoran atau pergerakan tanah jika terjadi hujan lebat, apalagi jika penutupan tanah sangat rendah baik oleh vegetasi alami maupun vegetasi buatan.
Di zona kepulauan di kawasan Nusa Tenggara, umumnya kontras terdapat tanaman pantai dan tanaman di kawasan pegunungan. Konservasi tanah, pemeliharaan ternak dan pengembangan tanaman kelapa di kawasan pantai menjadi ciri utama penanganan ekosistem pertanian dan upaya memperoleh pendapatan. Akhir-akhir ini di kawasan pantai, tanaman kelapa mulai dikombinasikan dengan tanaman perkebunan seperti coklat, cengkeh dan vanili tergantung pada tingkat curah hujan. Tanaman kelapa dipadukan pula dengan pisang dan ubi-ubian yang menjadi pola menu utama pangan masyarakat pantai tradisional.

·         Zona Pegunungan
Zona pegunungan umumnya mempunyai iklim yang lebih dingin dan basah. Agroforestri biasanya dikaitkan dengan pengembangan hortikultura seperti sayuran dan buah-buahan. Kontras dengan dataran rendah, jenis ternak di kawasan pegunungan terbatas.
Kawasan pegunungan umumnya ideal untuk tanaman buah-buahan dan sayuran. Wanatani bisa merupakan perpaduan antara tanaman buah-buahan dengan sayuran atau dengan tanaman pangan. Beberapa pohon berkayu yang juga dapat dijumpai di wilayah pegunungan seringkali menjadi bagian dari sistem agroforestri yang dikembangkan, misalnya di Papua banyak dijumpai jenis cemara gunung


1.      Jelaskan berbagai pola kombinasi komponen dalam agroforestri dari sudut tata ruang & dimensi waktu serta berikan contoh masing – masing !

A.    Kombinasi secara tata ruang
Penyebaran berbagai komponen, khususnya komponen kehutanan dan pertanian, dalam suatu sistem agroforestri dapat secara horizontal (bidang datar) ataupun vertical.
·         Penyebaran secara horizontal
Penyebaran secara horizontal ditinjau dari bidang datar pada lahan yang diusahakan untuk agroforesti (dilihat dari atas, sebagaimana suatu potret udara). Penyebaran komponen penyusun agroforestri secara horizontal memiliki berbagai macam bentuk, sebagai berikut:

1)      Pohon-pohon tumbuh secara merata berdampingan dengan tanaman pertanian, baik sifatnya temporer (misalkan dalam sistem tumpangsari) ataupun permanen (dalam hal ini bisa berbentuk berbagai tanaman campuran atau plantation crops and other crops). Penanaman ini yang disebut dengan istilah ‘sistem jalur berselang’ (alternate rows);
2)      Tegakan hutan alam (biasanya bekas tebangan atau logged-over area) yang ditebang jalur untuk penanaman tanaman keras komersial. Termasuk dalam kombinasi yang kedua ini adalah sistem ‘jungle shading’ yang pernah diuji coba pada perkebunan kakao (Cacao theobroma) di Jahab (Kaltim);
3)      Mirip dengan model jalur berselang hanya saja lahan di sini digunakan lebih intensif. Pohon-pohon yang kecil dan mudah dipangkas atau dapat segera dijarangi ditanam di antara pohon-pohon komersial besar dan tanaman pertanian. Contoh antara lain penanaman lamtoro gung dalam sistem tumpangsari di hutan jati di Jawa.
4)      Beberapa jenis pohon yang cepat tumbuh dan cepat menyebar (umumnya dari suku Leguminosae atau Fabaceae) ditanam di sepanjang garis kontur pada daerah-daerah lereng untuk menghindarkan erosi (shelterbelt). Pohon ini seringkali dikombinasikan dengan rumput-rumputan yang sekaligus digunakan sebagai pakan ternak.
5)       Suatu kombinasi antara agrisilvikutur dan silvopastura, di mana pohonpohonan atau perdu-perduan berkayu ditanam di sekeliling lahan pertanian agar berfungsi sebagai pagar hidup (border tree planting);
6)      Tegakan pohon atau perdu tumbuh tersebar secara tidak merata pada lahan pertanian. Dalam hal ini, tidak ada model distribusi yang sistematis (model acak atau random). Contoh nya adalah permudaan alam pada hutan sekunder selama masa bera dalam kegiatan perladangan berpindah.
7)      Pohon-pohonan (tumbuhan berkayu) dan tanaman pertanian ditanam dalam bentuk jalur/lorong. Fungsi utama pohon-pohonan (tumbuhan berkayu) adalah sebagai pelindung bagi tanaman pertanian yang ada. Contoh dari desain kombinasi ini adalah berbagai bentuk tanaman lorong.
8)      Tegakan pohon atau perdu berkayu tumbuh secara berkelompok (cluster) pada suatu lahan pertanian (atau lahan yang diberakan/diistirahatkan). Komponen pohon, perdu dan lain-lainnya dapat hadir secara alami (dan selanjutnya dipelihara) maupun sengaja ditanam (dibudidayakan). Contoh untuk pola ini adalah sistem kebun hutan tradisional (traditional forestgardens);
9)      Pohon atau perdu berkayu ditempatkan di sekeliling petak atau ditempatkan pada sisi-sisi petak yang disebut sebagai trees along border atau sistem kotak (box system). Contoh percobaan pada perkebunan kakao di Kalimantan Timur.

·         Penyebaran secara vertical
            Penyebaran vertical dilihat dari struktur kombinasi komponen penyusun agroforestri berdasarkan bidang samping atau penampang melintang (cross-section). Yang terlihat bukan hanya strata kombinasi, tetapi juga kemerataan distribusi masing-masing jenis. Keseluruhan dari penyebaran horizontal di atas juga dapat dikombinasikan dengan penyebaran vertikal, yaitu:


1)      Merata dengan beberapa strata
Di mana komponen kehutanan dan pertanian tersebar pada sebidang lahan dengan strata yang sistematis. Kondisi ini umumnya dijumpai pada bentuk-bentuk agroforestri yang modern dan berskala komersial.
Contohnya pohon karet ditanam berbaris teratur dan ubikayu ditanam dalam lorongnya.
2)      Tidak merata
Di mana komponen kehutanan dan pertanian tersusun dalam strata yang tidak beraturan (acak/random) pada sebidang lahan. Struktur tidak merata lebih banyak dijumpai pada agroforestri tradisional yang lebih polikultur. Struktur ini sangat berkaitan dengan diversitas (diversity), atau aspek kelimpahan jenis (species richness) dan kemerataannya (eveness).
Contoh terdiri dari kelapa, kayu manis, pisang, pepaya, surian dan kapulaga .
           

B.     Kombinasi menurut dimensi waktu

Pengkombinasian secara tata waktu dimaksudkan sebagai durasi interaksi antara komponen kehutanan dengan pertanian dan atau peternakan. Kombinasi tersebut tidak selalu nampak di lapangan, sehingga dapat menimbulkan kesalahpahaman bahwa suatu bentuk pemanfaatan lahan tidak dapat dikategorikan sebagai agroforestri.
Contoh :
·         Kebun rotan pada masyarakat Dayak di Kalimantan yang dikategorikan sebagai agrisilvikultur. Bagi yang tidak memahami sistem pola perladangan akan sulit mengkategorikannya sebagai agroforestri. Padahal, masa bercocok tanam padi hanya berkisar 1-3 tahun, sedangkan masa budidaya rotannya (dari penanaman hingga tidak produktif lagi dan diubah kembali menjadi ladang) bisa mencapai puluhan tahun
·         Hutan jati di Jawa pada umur di atas lima tahun, pada umumnya tidak lagi dapat dijumpai tanaman palawija sebagai tanaman sela (tumpangsari), sehingga murni sebagai ekosistem hutan tanaman.

Kombinasi agroforestri menurut kombinasi waktu dapat dibedakan menjadi 2 , yaiitu :

1)      Kombinasi permanen

Terdiri dari komponen kehutanan dengan paling sedikit satu dari komponen pertanian dan peternakan.Dalam kombinasi ini dapat di temukan 3 kemungkinan :
·            Kombinasi komponen kehutanan, pertanian, dan peternakan berkesinambungan selama lahan digunakan (co-incident). Sebagai contoh, berbagai bentuk kebun pekarangan (home gardens) yang dapat dijumpai di banyak wilayah nusantara.
·            Pemeliharaan tegakan/pohon-pohon secara permanen pada lahan-lahan pertanian sebagai sarana memperbaiki lahan, tanaman pelindung, atau penahan air. Sebagai contoh, penanaman pohon-pohon turi (Sesbania grandifora) pada pematang-pematang sawah di Jawa, pohon pelindung pada perkebunan komersial (kopi, kakao);
·            Pemeliharaan/penggembalaan ternak secara tetap (berjangka waktu tahunan) pada lahan-lahan hutan/bertumbuhan kayu, tanpa melihat pada umur tegakan. Contoh–contoh dapat dijumpai pada wilayah-wilayah kering/semi arid.

3)      Kombinasi sementara
·         Penggembalaan ternak atau kehadiran hewan di kawasan berhutan/bertumbuhan kayu hanya dilakukan pada musim-musim tertentu (continous interpolated). Contoh kehadiran berbagai satwa hutan (terutama jenis-jenis burung) di kebun-kebun hutan dan kebun pekarangan pada saat musim buah (khususnya bulan-bulan Desember hingga Maret)
·         Penggembalaan ternak atau kehadiran hewan di kawasan berhutan/bertumbuhan kayu pada awalnya dibatasi dengan pertimbangan keselamatan permudaan. Akan tetapi dengan pertambahan umur tegakan, pembatasan ini semakin diperlonggar.
·         Di Sahel (satu kawasan di Afrika), pohon Acacia albida tumbuh permanen pada lahan usaha dan pada musim hujan memberikan perlindungan dan pupuk hijau bagi tanaman gandum. Pada musim kering menghasilkan buah sebagai makanan ternak yang juga digembalakan pada lahan tersebut.
·         Pemanfaatan secara periodik lahan-lahan pertanian untuk produksi kayu
·         Setelah persiapan lahan kawasan hutan/kebun, petani diperkenankan menggunakannya sementara untuk tanaman sela musiman dan sekaligus memelihara tanaman pokok kehutanan. Setelah 3-5 tahun, maka usaha pertanian harus dihentikan. Pemanfatan tumpang tindih seperti ini dijumpai luas pada sistem-sistem tumpangsari (taungya) baik di Jawa (di hutan Jati) atau di luar Jawa;
·         Pemakaian lahan secara bergantian antara kehutanan dan peternakan.


2.      Apakah manfaat memahami pengklasifikasian dan/atau pola kombinasi komponen yang menyusun agroforestri !

Pengklasifikasian membantu dalam menganalisis setiap bentuk implementasi agroforestri yang dijumpai di lapangan secara lebih mendalam, guna mengoptimalkan fungsi dan manfaatnya bagi masyarakat atau para pemilik lahan.




DAFTAR PUSTAKA

Sardjono, Mustofa Agung , dkk.2003.Klasifikasi dan Pola Kombinasi Komponen Agroforestri. World Agroforestry Centre (ICRAF) Southeast Asia Regional Office . Bogor